Menerapkan SDGs di level universitas bisa menjadi solusi utama dalam kondisi kita saat ini. Kita telah melihat banyak universitas terlibat dengan beberapa tujuan SDGs, mencoba memasukkan misi ke dalam kurikulum, studi program
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Western Sydney University menjajaki peluang lebih lanjut dalam kolaborasi Australia dan Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB.

Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani mengatakan kolaborasi kedua institusi itu diharapkan dapat mendukung target pelaksanaan pembangunan berkelanjutan 2030 dengan mengadopsi dan menerapkan implementasi SDGs di lingkungan universitas.

"Menerapkan SDGs di level universitas bisa menjadi solusi utama dalam kondisi kita saat ini. Kita telah melihat banyak universitas terlibat dengan beberapa tujuan SDGs, mencoba memasukkan misi ke dalam kurikulum, studi program, dan bahkan interaksi sosial," kata Shinta dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Melalui komitmennya yang kuat, lanjut Shinta, Indonesia dapat mencapai SDGs bahkan lebih awal dari tahun 2030, terutama dengan dukungan dan kolaborasi yang kuat di antara semua pemangku kepentingan terkait termasuk pemerintah, sektor swasta, dan juga institusi perguruan tinggi.

Kadin mencatat pada tahun 2020, sekitar 74 persen desa berkontribusi pada pencapaian SDGs nasional. Pencapaian ini diraih karena keterlibatan komunitas akar rumput yang memainkan peran penting, termasuk andil universitas lokal.

Universitas, lanjut Shinta, bertanggung jawab untuk berkontribusi pada SDGs baik di tingkat internasional, nasional, dan tingkat lokal.

Untuk pencapaian SDGs dapat dilakukan melalui inovasi dan penelitian pendidikan, memastikan setiap kampus memasukkan SDGs sedemikian rupa program-program, dapat mencakup isu-isu seperti netral karbon, ekonomi sirkular, energi terbarukan pembangunan dan memberikan nilai-nilai lingkungan lainnya.

Shinta yang juga merupakan Ketua Penyelenggara B20 Indonesia mengatakan, dalam Presidensi G20, Indonesia menyoroti tiga isu prioritas, yakni transisi energi, transformasi digital dan arsitektur kesehatan global. Demikian juga, dengan hal lainnya yang mengangkat 17 SDGs untuk diselaraskan dengan rekomendasi kebijakan yang dibuat, termasuk di B20.

"Karena Indonesia menerapkan SDGs dalam isu-isu prioritas Presidensi G20, Indonesia harus membuka jalan bagi universitas untuk ambil bagian," kata Shinta.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin D.I. Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi menyampaikan salah satu perhatian dari perjuangan mencapai SDG adalah dalam hal pemberdayaan perempuan atau women empowerment dan perlindungan anak.

Menurut GKR Mangkubumi, pihaknya memiliki perhatian serius terhadap bagaimana keterlibatan perempuan dalam seluruh kegiatan ekonomi.

"Perempuan memiliki hak yang sama untuk dapat berkiprah di segala bidang ekonomi, demikian juga dengan akses untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya dan memperoleh pekerjaan. Perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin," ungkapnya.

GKR Mangkubumi mengatakan ada sekitar 200.000 mahasiswa di D.I Yogyakarta yang mendapatkan akses pendidikan tinggi per semesternya. Ke depan, harapannya pendampingan dan pembinaan untuk program SDGs bisa lebih ditingkatkan dan merata ke berbagai daerah.

Sementara itu, Rektor Western Sydney University Prof. Barney Glover menyatakan komitmennya dalam mendorong pelaksanaan program SDGs, termasuk memperluas kemitraan di Indonesia yang tengah memajukan keberlanjutan (sustainability).

Western Sydney University baru-baru ini menempati peringkat pertama secara keseluruhan di seluruh dunia dan peringkat pertama di Australia dalam peringkat tahunan bergengsi, Times Higher Education (THE), yang menilai universitas atas komitmen mereka terhadap SDGs berdasarkan pengajaran, penelitian, penjangkauan, dan pelayanan.

"Western Sydney University berkomitmen untuk mengatasi tantangan zaman kita, dan bersama dengan mitra internasional kami, termasuk Indonesia, kami dapat membuat perbedaan untuk masalah kompleks yang dihadapi planet ini dengan menyatukan peneliti dan pendidik terbaik kami untuk mengembangkan solusi yang dibutuhkan untuk menopang generasi yang akan datang," pungkas Barney Glover.


Baca juga: Kadin: Digitalisasi bantu dorong UMKM jadi bagian rantai pasok global
Baca juga: Ekonom KADIN sebut pemulihan masih belum merata di seluruh sektor
Baca juga: Kadin tekankan pentingnya transformasi ekonomi digital untuk UMKM

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022