Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong peningkatan testing dan tracing yang lebih masif untuk memberi gambaran nyata jumlah kasus COVID-19 yang kini terjadi di Indonesia.

"Banyak yang berkomentar tentang kasus baru COVID-19 pada 12 Juli 2022, yang jumlahnya 3.361 kasus, tertinggi sejak April 2022," kata Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Namun, yang perlu disorot dan diwaspadai adalah upaya pemeriksaan spesimen COVID-19 sebagai bagian dari testing dan tracing kasus di tengah masyarakat, kata Tjandra.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (11/7), memperkirakan puncak kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mencapai kisaran 20.000 kasus per hari pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

Baca juga: Pakar: Kenaikan kasus COVID-19 tunjukkan pandemi masih berlangsung

Baca juga: Pakar kesehatan: Tren kenaikan kasus perlu penelusuran epidemiolog


Tjandra yang juga mantan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI itu mengatakan prediksi tersebut hingga kini belum diiringi dengan pemeriksaan spesimen yang masif di masyarakat.

Misalnya, pada laju kasus yang terjadi 11 Juli 2022, jumlah spesimen diperiksa mencapai 71.095 yang menghasilkan 1.681 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Pada 12 Juli 2022, terdapat 97.935 spesimen yang diperiksa menghasilkan 3.361 orang positif.

"Angka-angka ini menunjukkan jumlah kasus meningkat hampir dua kali lipat, sementara jumlah pemeriksaan hanya naik 1,37 kali lipat. Artinya, situasi lebih serius dan jelas kita harus waspada," katanya.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan jumlah harian spesimen yang diperiksa di Indonesia masih di bawah 100.000 yang menghasilkan kasus tertinggi 3.361 orang pada 12 Juli 2022.

"Maka untuk dapat mendeteksi 20.000 kasus, perlu diperiksa jauh lebih banyak spesimen, tidak cukup di bawah 100.000 spesimen seperti beberapa bulan terakhir ini dilakukan," katanya.

Sebagai ilustrasi, kata Tjandra, pada 10 Maret 2022 kasus baru di Indonesia mencapai 21.311 orang, dan pemeriksaan hari itu berjumlah 257.959 spesimen. Artinya, jumlah testing saat ini harus ditingkatkan kalau mengikuti prediksi 20.000 kasus baru per hari.

Kalau angkanya jadi lebih tinggi lagi, kata Tjandra, dimungkinkan adanya pengaruh subvarian lain seperti BA.2.75 yang kini ditemukan di India.

Menurut Tjandra, masyarakat perlu memperketat protokol kesehatan, seperti menggunakan masker juga vaksinasi dosis lengkap hingga dosis penguat atau booster.

"Hanya dengan memperketat protokol kesehatan dan mendapatkan vaksin sampai booster, maka kita dapat melindungi diri secara optimal, maka segera lakukan," katanya.*

Baca juga: Pakar: Pengendalian COVID-19 di masyarakat cegah varian baru

Baca juga: Rekomendasi Prof Tjandra Yoga soal perawatan pasien varian Omicron

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022