Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JTB) siap memasuki tahap penyaluran gas perdana (gas in) pada Juli 2022.

Saat ini, persiapannya telah memasuki tahap akhir, terutama memastikan standar keselamatan migas telah terpenuhi.

"Untuk gas in, masih ada sedikit yang perlu diperbaiki, dipastikan safety-nya. Kita tunggu beberapa hari lagi dan semoga bisa diselesaikan masalah tersebut untuk kemudian gas in dilakukan," kata Tutuka dalam kunjungan kerja ke Proyek Jambaran Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur, seperti dikutip di Jakarta, Kamis.

Turut dalam kunjungan ini, Deputi 1 Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Febry Calvin Tetelepta, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Mustafid Gunawan, Direktur Pembinaan Program Migas Dwi Anggoro Ismukurnianto, Tenaga Ahli KSP Hageng Suryo Nugroho, dan Dirut PT Pertamina EP Cepu Awang Lazuardi.

Menurut Tutuka, saat ini semua peralatan atau instalasi migas di proyek JTB telah terpasang di lapangan dengan masih ada aspek keselamatan migas yang perlu dipastikan lagi. "Terkait safety, itu harus dipastikan dan di industri migas, safety nomor satu," tambahnya.

Baca juga: KSP dorong proyek Gas Jambaran Tiung Biru "onstream" Agustus 2022

Proses gas in merupakan tahap awal pembuktian bahwa peralatan dan instalasi terintegrasi dengan baik, serta pelaksanaannya yang tetap memperhatikan keselamatan migas.

Setelah gas in berjalan lancar, tahap berikutnya adalah on stream. "Usai dipastikan peralatan berfungsi baik, baru kemudian gas on stream. Masih butuh beberapa waktu lagi," kata Tutuka yang sempat memimpin doa agar proyek dapat beroperasi dengan baik.

Pemerintah mengapresiasi PT Pertamina EP Cepu (PEPC) atas pencapaian JTB yang dibangun anak bangsa. Selain itu, faktor keselamatan migas juga menjadi salah fokus utama karena sejak 2017 tidak terjadi kecelakaan kerja.

"Kita mengapresiasi setinggi-tingginya PT Pertamina dan PT Pertamina Cepu. Kita akan terus bekerja sama untuk bisa melaksanakan gas in berjalan dengan baik dan selanjutnya pengiriman gas dari JTB ke industri dan perusahaan yang membutuhkan," ujar Tutuka.

Deputi 1 Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Febry Calvin Tetelepta menyampaikan JTB merupakan proyek strategis karena dengan proyek JTB ini, maka suplai gas untuk industri di Jawa dapat berjalan dengan baik.

"Oleh sebab itu, secara khusus kami memberikan apresiasi kepada PEPC, maupun PT Rekind dan SKK Migas yang telah bekerja dengan sangat serius, sehingga pada Juli ini gas in dan pada Agustus bisa on stream," ungkapnya.

Baca juga: Kementerian ESDM: Proyek Jambaran Tiung Biru capai 96,88 persen

Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menyampaikan terima kasih atas dukungan yang terus diberikan pemerintah melalui Ditjen Migas dan KSP guna menyukseskan proyek JTB ini.

Terkait keselamatan, menurut dia, JTB selalu mengedepankan aspek tersebut. Ia pun selalu menekankan kepada timnya untuk senantiasa mengedepankan keselamatan setiap tahap pekerjaan menuju operasi.

"Jangan mengorbankan safety untuk sekadar mengejar produksi. Tapi, kita tetap mencoba best effort untuk perbaikan-perbaikan ke depan," ujar Awang.

Proyek JTB diproyeksikan menjadi sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri, serta kelistrikan khususnya di Jatim dan Jateng.

Lapangan ini dapat memproduksi raw gas sebesar 315 MMSCFD dan kondensat 2700 BCPD. Selain itu, masih ada potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022