Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News)- Para menteri luar negeri negara-negara Islam, Rabu, menegaskan kembali dukungan mereka pada Palestina dan mengecam serangan Israel terhadap sebuah penjara Tepi Barat sebagai "terorisme negara." "Begara-negara anggota komite eksekutif ini dengan suara bulat mendukung rakyat Palestina dan ekonomi nasional mereka, sehingga dengan demikian kebutuhan mereka yang mendesak bisa dipenuhi," kata Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, seperti dikutip AFP. Menlu Yaman, Abu Bakr al Krbi yang bersama Ihsanoglu memimpin pertemuan tingkat menlu itu, mengatakan para peserta menegaskan tentang perlunya membantu Pemerintah Palestina dan masalah tersebut akan diajukan pada KTT Arab di Khartoum, Sudan, akhir bulan ini. Tidak disebutkan tentang jumlah bantuan itu, tapi Kurbi mengingatkan bahwa penghentian bantuan kepada Pemerintah Palestina akan " memeimbulkan aksi kekerasan kembali" di wilayah-wilayah itu. Israel dan AS memelopori tindakan untuk menghentikan bantuan keuangan kepada Palestina setelah kemenangan gerakan Hamas dalam pemilu Palestina Januari lalu. Kedua negara itu menganggap kelompok tersebut sebagai organisasi "teroris." Tetapi Kurbi yang membuka pertemuan dua jam di markasbesar OKI di Jeddah menuduh Israel terorisme. "Pemerintah Israel melakukan tindakan arogan, aksi kekerasan dan terorisme negara di tanah Palestina kemaren," katanya, tentang serangan terhadao satu kompleks penjara di kota Jericho, Tepi Barat, Selasa. "Disesalkan, ini sama sekali diabaikan masyarakat internasional, yang menyarankan Israel agar menerima satu persetujuan untuk merundingkan masalah Palestina dengan logika melakukan penyelesaian, dan tidak mengacuhkan prinsip kedaulatan Pemerintah Palestina." Ihsanoglu juga mengutuk serangan terhadap penjara itu sebagai "provokasi terbuka." Serangan tersebut berakhir dengan penyerahan pemimpin Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina yang ditahan di penjara itu, Ahmed Saadat, dan memicu serangkaian penangkapan di Jalur Gaza. Sekjen OKI mengatakan para menlu menyeru "Kelompok Empat" diplomatik Timur Tengah dan masayarakat internasional "melakukan segala usaha yang diperlukan menekan Israel menghentikan aksi-aksinya, yang mengabaikan rencana perdamaian peta jalan dan semua hukum internasisonal. Kurbi juga mengecam AS dan Uni Eropa karena "menolak menyetuji" hasil pemilu Palestina. Menlu Palestina, Nasser al Qidwa menurut rencana akan menghadiri pertemuan itu tapi tidak dapat meninggalkan wiiayah Palestina setelah Israel menutup jalan -jalan ke Jordania, Selasa, kata para pejabat. Menlu Irak, Hoshyar Zebari, yang juga diundang, mengirim seorang deputi untuk menghdiri pertemuan tim OKI yang dibentuk Desember lalu dan terdiri dari para kepala diplomat dari Azerbaijan, Malaysia, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Turki dan Yaman selain ketua OKI. Ihsanoglu mengatakan delegasi Irak meminta OKI yang beranggotakan 57 negara agar "memainkan peran penting dalam mendukung proses politik di Irak" dan mengundang mereka mengunjungi negaranya. Para menlu juga membicarakan krisis enyangkut publikasi karikatur-karikatur Nabi Muhammad dalam pers Eropa. Ihsanoglu mengatakan mereka mengimbau kerjasama yang lebih luas di bagian negara-negara Eropa untuk mencegah agar tindakan seperti itu tidak terulang kembali. (*)

Copyright © ANTARA 2006