Jakarta (ANTARA News) - Kalangan pengusaha mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berani menyatakan bahwa Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak naik karena resiko politik maupun ekonominya terlalu besar dibanding defisit APBN yang timbul akibat pembatalan rencana kenaikan itu. Harapan para pengusaha itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi saat ditemui di sela-sela seminar bisnis Indonesia-Singapura, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, lebih baik pemerintah dan DPR menambah subsidi sekitar Rp10 triliun untuk mencegah kenaikan TDL daripada harus menanggung biaya politik dan ekonomi yang sangat besar. "Lebih baik begitu dari pada industri mati satu per satu dan susah membangunnya lagi. Buruh banyak yang tidak bekerja, dan demontrasi di sana-sini. Pemerintah harus berani ambil resiko tidak akan naikkan TDL," ujar Sofyan yang juga Ketua Pelaksana Harian Komite Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) Kadin Indonesia. Dikatakannya, saat ini situasi dunia usaha di dalam negeri khususnya industri hanya bisa bertahan dan tidak mampu lagi berpikir mengenai investasi maupun pengembangan usaha lainnya. Ditambah lagi, daya beli masyarakat juga menurun sehingga penjualan berbagai produk konsumsi mulai dari otomotif sampai minuman ringan turun. "Hampir semua penjualan barang konsumsi turun antara 20-30 persen," katanya. Ia mencontohkan penjualan mobil pada Pebruari 2006 turun 43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, demikian pula penjualan minuman ringan seperti coca-cola, turun sampai 30 persen. Oleh karena itu, ia menilai pemberian subsidi penuh terhadap kekurangan biaya produksi listrik merupakan jalan keluar yang terbaik saat ini, apalagi ia menilai DPR-RI maupun DPRD sudah sepakat TDL agar tidak dinaikkan, sehingga tambahan subsidi bisa dilakukan. Menanggapi pertanyaan penambahan subsidi akan menyebabkan defisit APBN, Sofyan mengatakan, "Ya sudah lah untuk rakyat kita, kenapa kita tidak berani mengambil resiko defisit. Terlalu main dibuku-buku. Padahal politiknya tidak mendukung kita, orang tiap hari ribut saja." Menurut dia, saat ini pemerintah sebaiknya fokus memperbaiki efisiensi di tubuh PLN dan melihat kemungkinan menaikkan TDL pada tahun depan, tapi tidak tahun ini. Menanggapi pertanyaan apa yang akan dilakukan dunia usaha kalau pemerintah tetap menaikkan TDL, Sofyan mengatakan, "Kalau (TDL) naik, kita ini mikir-mikir mau kemana lagi, mau bikin apa, sekarang saja sudah pusing kita punya penjualan di dalam negeri turun terus pasca kenaikan BBM," katanya. Namun ia optimis pemerintah tidak akan menaikkan TDL tahun ini, karena DPR juga akan membantu memberikan subsidi penuh.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006