Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap adanya sinkronisasi dan sinergi dalam pembangunan di antara Pemkab/Pemkot dan Pemprov se-Maluku yang dijiwai Otonomi Daerah (Otda) maupun desentralisasi dengan pemerintah pusat. "Harapannya, pengangguran di Maluku makin berkurang seiring lapangan kerja memungkinkan diciptakan," kata Kepala Negara di sela-sela peresmian 50 paket proyek pembangunan di Maluku senilai Rp191,4 miliar, di Ambon, Sabtu. Prioritas pembangunan, menurut Presiden, hendaknya dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, agar sektor riil makin tumbuh dan berkembang, serta lahan pertanian makin tumbuh dan berkembang. Presiden memandang perlu menyelesaikan 3.850 pengungsi korban konflik sosial sejak 19 Januari 1999 yang belum tertangani. "Tolong ditangani dengan baik, dan merupakan prioritas untuk ditangani tahun 2006 dan 2007 mendatang," tegasnya. Hal lain, menurut Presiden, perlunya menghidupkan kegiatan maupun prasarana peribadatan, pendidikan dan kesehatan. "Sekiranya lima hal di atas bisa diselesaikan dalam waktu dekat ditambah pembangunan ekonomi yang lebih luas, maka saya percaya dengan ridho Allah SWT, maka bukan saja kita kembali seperti keadaan sebelum konflik, namun bisa melampaui dan mencapai keadaan yang lebih baik lagi," katanya menegaskan. Presiden mengutip pernyataan salah seorang tokoh masyarakat Maluku, Des Alwi, bahwa di tanah Maluku menyimpan kebesaran sejarah di waktu yang lalu. "Kita harus bangga, marilah ukir sejarah baru di Maluku ini," tuturnya, yang disambut tepuk tangan masyarakat. Kepala Negara juga mengemukakan keyakinannya bahwa kecerdasan putra-putri Maluku bisa menciptakan prestasi baru yang dibanggakan di waktu mendatang. "Saya menghaturkan terima kasih kepada Pemprov Maluku yang telah bekerja keras membangun dan merehabilitasi berbagai infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk pelayanan umum yang bermanfaat bagi kemajuan sosial masyarakat di daerah ini," demikian Presiden Yudhoyono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006