Jakarta (ANTARA) - Twitter Inc menyebutkan pendapatan iklan digital mereka turun karena masalah akuisisi dengan Elon Musk belakangan ini.

Pendapatan iklan Twitter baru-baru ini sebesar 1,08 miliar dolar Amerika Serikat, di bawah perkiraan Wall Street senilai 1,22 miliar dolar AS, menurut Refinitiv IBES, dikutip dari Reuters, Minggu.

Pendapatan kuartal kedua 2022 juga di bawah ekspektasi, yaitu 1,18 miliar dolar AS antara lain berasal dari layanan berlangganan. Dibanding tahun lalu, jumlahnya 1,19 miliar dolar AS.

Analis memperkirakan pendapatan Twitter pada kuartal kedua menembus 1,32 miliar dolar.

"Twitter sekarang dalam posisi tidak bisa meyakinkan pengiklan bahwa bisnis iklan tetap kuat terlepas seperti apa nanti perseteruan dengan Musk di pengadilan," kata analis dari Insider Intelligence, Jasmine Enberg.

Twitter sedang menuntut Elon Musk karena membatalkan tawaran membeli perusahaan senilai 44 miliar dolar AS. Sidang kasus ini dijadwalkan berlangsung mulai Oktober.

Ketidakpastian ini membuat para pengiklan khawatir dan menimbulkan kekacauan di dalam perusahaan.

Pada kuartal ini, Twitter menyatakan jumlah akun bot dan sampah berada di bawah 5 persen. Angka tersebut mereka sebutkan sejak 2013.

Musk menjadikan jumlah akun bot dan sampah sebagai alasannya mundur dari kesepakatan bisnis tersebut. Bagi Musk, Twitter menyembunyikan jumlah sebenarnya.

Baca juga: Tagar lompat lebih tinggi BNI "trending" di Twitter

Baca juga: Sidang Twitter dan Elon Musk akan berlangsung Oktober

Baca juga: Elon Musk coba mengelak tuntutan Twitter terkait merger perusahaan

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022