Cirebon (ANTARA News) - Pasokan listrik untuk Pertamina Unit Pengolahan (UP) VI Balongan, Indramayu, sejak Jumat malam pukul 20.45 WIB sudah normal kembali setelah sempat terputus akibat meledaknya salah satu travo. Terputusnya pasokan listrik itu sempat menyebabkan kilang di salah satu unit produksi Pertamina itu berhenti beroperasi dan perumahan karyawan Pertamina di sekitar kilang Balongan juga terputus aliran listriknya. "Kilang bisa beroperasi kembali Jumat malam kemarin sekitar pukul 20.40 WIB dan seluruh unit sudah mendapat pasokan listrik secara normal termasuk Perumahan Bumi Patra," demikian sumber ANTARA di Pertamina UP VI Balongan Indramayu, Sabtu sore. Dijelaskan bahwa semua unit di UP VI Balongan mempunyai dua jalur jaringan listrik sehingga ketika salah satu jalur ada masalah, tidak akan menganggu keseluruhan sistem pasokan. "Kebetulan yang kemarin rusak adalah Travo di jalur A yang menyebabkan seluruh sistem mati, tetapi kemudian kita hidupkan lagi pembangkit tenaga uap (STG) dan pasokan listrik sedikit demi sedikit mulai normal," katanya. Travo yang terbakar merupakan jalur pasokan ke Perum Bumi Patra sehingga khusus pasokan ke perumahan pertamina itu hanya menggunakan satu jalur yaitu jalur B, tetapi untuk proses produksi minyak sudah bisa menggunakan dua jalur A dan B. Ketika ditanya kapan jalur A akan normal kembali, sumber tersebut belum bisa memastikan karena persediaan travo tersebut tidak ada dan perlu memesan lebih dulu, sementara yang ada di pasaran belum tentu jenis dan tipenya sama. Seperti diberitakan sebelumnya satu dari puluhan tarvo di Sub Sation I Bagian Utilities atau PensupLai Listrik di Pertamina Unit Pengolahan (UP) VI Balongan, Indramayu, Jumat kemarin sekitar pukul 10.00 WIB meledak sehingga memutuskan jaringan suplai listrik ke seluruh unit termasuk untuk produksi bahan bakar minyak. Petugas Utilities kemudian melakukan perbaikan dan memindahkan rute jaringan listrik dari "station" yang bermasalah dimana untuk pasokan ke Perum Bumi Patra hanya menggunakan satu jalur jaringan, sedangkan ke unit pengolahan BBM tetap seperti semula. Petugas unit utilities segera mengoperasikan Emergency Diesel Generator (EGD) berkekuatan 3,4 megawatt mulai kembali difungsikan untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga uap yang berkekuatan 22 Megawatt itu setelah pembangkit normal baru arus listrik digabungkan dengan jaringan distribusi untuk menghidupkan seluruh unit. Belum diketahui berapa kerugian dari terbakarnya travo itu tetapi yang jelas produksi BBM seperti premium, solar, minyak tanah, IDF, Decant Oil, serta Gas Alam Cair (LPJ), Propylen dan Sulfur menjadi terhenti selama 12 jam lebih dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB. Jumlah produksi harian UP VI Balongan yaitu 9.550 kiloliter (kl) premium, 2.500 kl minyak tanah, 4.380 kl solar, 400 kl IDF, 1.200 ton LPJ dan 550 ton Propylene. UP VI Balongan yang dulu bernama Proyek Exor mulai beroperasi Juni 1994 dan pada tahun 2005 sudah bisa memproduksi 31,3 juta barrel bahan bakar minyak.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006