Banyuwangi (ANTARA) – PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu, mulai 9 Juni 2022. Per 21 Juli 2022, PT IGG telah menyerap lebih dari 199 ribu tebu hasil panen yang bersumber dari lahan HGU PT Perkebunan Nusantara XII dan Petani Tebu Rakyat (PTR).

Direktur PT Industri Gula Glenmore, Yus Martin menyatakan, “Musim giling tahun ini sangat menantang, karena target penggilingan gula naik 124% dibandingkan 2021. Keseluruhan produksi gula konsumsi bermanfaat untuk mendukung dan memenuhi program pemerintah untuk merealisasikan swasembada gula nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

Di sisi lain, PT IGG dihadapkan pada tantangan pada proses budidaya tebu yaitu adanya Badai La Nina. Kondisi ini akan berdampak pada tingginya curah hujan, sehingga berdampak pada turunnya produktivitas hingga gagal panen. Terkait hal ini, PT IGG bersama PTPN XII akan melakukan langkah antisipasi dan berupaya meningkatkan produktivitas tebu.

PT IGG sebagai anak usaha PTPN XII, akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana, baik di sektor on farm maupun off farm. Perbaikan tersebut berguna untuk menjaga konsistensi pasokan tebu, peningkatan keandalan pabrik, serta operational excellence di setiap proses bisnisnya. Salah satu strategi menjaga produktivitas tebu adalah pengawalan proses TMA (Tebang Muat Angkut).

“Kami selalu berupaya agar operasional giling dapat berjalan dengan lancar dengan cara perawatan dari sisi on farm serta melakukan perbaikan-perbaikan di berbagai mesin produksi dan pendukung pada saat off season kemarin,” ujar Yus Martin
Kualitas produk GKP telah berstandar SNI serta bersertifikat halal. Gula konsumsi PG Glenmore terjamin keamanannya, sehingga menepis kekhawatiran di mata konsumen. Selain itu, efisiensi operasional pabrik, meningkat dibanding tahun 2021. Hal ini tentunya sangat positif, dan terus dipertahankan sampai hingga akhir musim giling tahun 2022.

“Selama musim giling, PT IGG mampu menggerakkan dan menghasilkan dampak lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian warga Banyuwangi dan sekitarnya, dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, serta pembelian tebu hasil panen PTR,” jelas Yus Martin.

Keberadaan gula sebagai bahan pangan penting menjadikan PG memiliki peran sentral dalam ekonomi pangan Indonesia. PG tidak hanya menjadi industri pengolah hasil panen petani sekitar tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga lokal dan membantu percepatan pertumbuhan perekonomian daerah khususnya Banyuwangi.

Di samping itu, monitoring proses pasokan BBT juga telah didukung oleh teknologi Sistem Informasi Manajemen Pabrik Gula (SIM PG) untuk memastikan kontinuitas pasokan tebu, serta Teknologi Core Sampler juga telah dihadirkan sebagai wujud komitmen transparansi terhadap petani.

"Tidak sedikit petani Banyuwangi sukses dengan bercocok tanam tebu yang sekaligus didukung oleh teknologi pengolahan BBT yang transparan. Tentu hal ini dapat dirasakan langsung dampak ekonominya dalam setiap musim giling PT IGG ini," ucapnya.

PTPN Group terus melakukan langkah-langkah strategis dalam mendukung kinerja giling 2022, baik di unit PG Glenmore, maupun klaster wilayah Blambangan, di mana PG Glenmore menjadi bagian dari kluster tersebut. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya meningkatkan sinergi dan kerja sama dan antar pabrik gula di lingkup PTPN Group.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022