Sampai 20 Juli, ada tambahan pasien DBD enam orang
Jakarta (ANTARA) - Pasien demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan hingga 20 Juli tahun ini bertambah enam orang.

"Sampai 20 Juli, ada tambahan pasien DBD enam orang sehingga periode Januari hingga Juli meningkat dari 55 jadi 61 orang," kata Dokter Puskesmas Kecamatan Cilandak, dr. Yesinta Diandra saat ditemui, Jakarta, Selasa.

Yesinta tak merinci profil enam pasien DBD tersebut, apakah anak-anak atau dewasa.

Dijelaskan, Kelurahan Pondok Labu adalah satu dari 65 kelurahan di Jakarta Selatan, dengan kasus DBD tertinggi dari Januari sampai Juli 2022.

"Untuk se-Jakarta Selatan hingga 20 Juli sebanyak 1.036 kasus," katanya.

Disebutkan juga, untuk kasus DBD saat ini Kecamatan Cilandak menempati urutan kelima dari 10 kecamatan di Jakarta Selatan.

Baca juga: 757 kasus DBD di Jakarta Selatan hingga Juni

"Sebelumnya, Cilandak tertinggi keempat," katanya.

Ia juga tidak merinci apakah ada pasien DBD meninggal atau tidak sejak Januari hingga Juli di Kecamatan Cilandak.

Ia menambahkan, pihaknya senantiasa mengingatkan warga dan pihak terkait, khususnya kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk aktif melakukan pengawasan potensi kasus DBD.

"Selain menjaga kebersihan lingkungan, khususnya menghilangkan genangan air tempat kembang biak nyamuk Aaides aegypti karena jenis ini adalah pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah," katanya.. 

Ia menyebutkan, kegiatan pemantauan oleh jumantik setiap Jumat selalu dilakukan. "Jadi, memang harus ada upaya preventif kepada siapa pun," katanya.

Sebelumnya, lahan kosong menjadi salah satu penyebab tingginya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan, khususnya di Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak.

Baca juga: Tujuh kecamatan di Jakarta Timur rawan DBD

"Penyebab (kasus DBD) Pondok Labu itu karena banyak lahan kosong sehingga jumantik (juru pemantau jentik) tidak bisa melakukan pemantauan di situ karena harus izin dari pemiliknya," kata Camat Cilandak Djaharuddin.

Oleh karena itu, Djaharuddin mengakui, sempat kesulitan membersihkan jentik nyamuk lantaran membutuhkan izin dari pemilik lahan yang tidak tinggal di tempat tersebut.

Namun, setelah mendapat izin dari pemilik, jumantik Cilandak sudah rutin melakukan kerja bakti massal sejak pekan lalu (3/7) selama satu bulan ke depan.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022