Banda Aceh (ANTARA News) - Banjir memaksa ribuan penduduk Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan mengungsi pada Minggu malam, menyusul hujan deras yang mengguyur daerah itu selama sekitar dua jam. Staf Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan Irwan Syahputra kepada ANTARA di Banda Aceh menjelaskan, banjir yang melanda kota "pala" Tapaktuan yang berjarak sekitar 600 kilometer selatan Kota Banda Aceh itu terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Lima desa yang mengalami banjir terparah yakni Desa Batu Hitam, Kampung Hulu, Teupin Air, Lhok Bengkuang dan Jambo Apa, dengan ketinggian air mengenangi pemukiman penduduk mencapai sekitar satu meter. Banjir itu juga akibat meluapnya beberapa sungai seperti Sungai Batu Hitam, Lhok Bengkuang dan Lubuk Seumeurah, katanya seraya menambahkan arus pengungsian penduduk masih terjadi untuk mencari tempat yang aman dari jangkauan air. "Saat ini, ribuan penduduk mengungsi di masjid-masjid dan rumah keluarga yang berada di dataran tinggi," katanya. Anggota DPRD Kabupaten Aceh Selatan, Heldizal, menjelaskan arus listrik PT PLN sebagian masih padam akibat banjir terburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah banjir hebat 2001. Ia menyebutkan dua ekor kerbau peliharaan masyarakat dilaporkan hanyut dibawa arus banjir. "Hingga kini belum ada laporan adanya korban jiwa manusia akibat banjir itu," katanya. Hingga berita ini diturunkan, pukul 22.00 WIB, cuaca di Tapaktuan masih gerimis dan di kawasan pegunungan diperkirakan masih diguyur hujan lebat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006