Yang jarang disentuh adalah upaya konservasi energi. Ini juga harus sama-sama kita dorong di industri. Menurut saya, konservasi energi juga mengurangi emisi CO2
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong upaya konservasi energi di kalangan industri guna mendukung transisi penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam acara CEO Breakfast Forum di Jakarta, Kamis, mengatakan upaya konservasi energi masih jarang digalakkan meski dampaknya juga akan sama besarnya dengan upaya lain dalam mengurangi emisi CO2.

"Yang jarang disentuh adalah upaya konservasi energi. Ini juga harus sama-sama kita dorong di industri. Menurut saya, konservasi energi juga mengurangi emisi CO2," katanya.

Dalam jangka pendek, lanjut Dadan, Kementerian ESDM tengah mendorong implementasi power wheeling, yaitu pemanfaatan bersama jaringan tenaga listrik.

Skema power wheeling merupakan mekanisme yang dapat memudahkan transfer energi listrik dari sumber energi terbarukan atau pembangkit nonPLN ke fasilitas operasi perusahaan dengan memanfaatkan jaringan transmisi yang dimiliki dan dioperasikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Skema power wheeling diharapkan dapat mendorong pengembangan industri hijau melalui penyediaan energi dengan inisiatif dari kalangan industri sendiri.

Menurut Dadan, skema power wheeling juga akan masuk dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan (EBT) yang saat ini masih digodok pemerintah.

"Salah satunya (masuk) di situ (RUU EBT), tapi sebetulnya di dalam UU Ketenagalistrikan pun dibuka, tapi belum berjalan. Kami akan lihat agar bagaimana ini bisa berjalan," imbuhnya.

Dadan mengatakan skema power wheeling memungkinkan pelaku industri bisa menyewa transmisi PLN untuk bisa mengalirkan listrik dari pembangkit yang mereka bangun.

Ia menyebut kini banyak pengusaha memilih membangun pembangkit sendiri walaupun PLN juga sudah menyediakan energi terbarukan tersertifikasi. Alasannya bisa karena faktor keekonomian selain juga untuk mendukung penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

"tapi ada beberapa pengusaha yang berkeinginan bangun sendiri di tempat lain. Ini yang kami sedang coba fasilitasi," katanya.

Ketua Net Zero Hub Kadin Indonesia M. Yusrizki dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan dunia usaha punya tanggung jawab yang sama untuk ikut berkontribusi dalam upaya mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, yakni dengan menerapkan transisi energi dalam operasional bisnisnya.

"Kadin punya inisiatif untuk membantu perusahaan-perusahaan termasuk UKM untuk melakukan transisi dan mendukung net zero emission di 2060 atau lebih awal, yaitu dengan Net Zero Hub di mana kami menargetkan akan ada 100 perusahaan pada November 2022 yang mendeklarasikan komitmennya jadi net zero company," katanya.

Kendati demikian, menurut Yusrizki, bukan soal jumlah perusahaannya, tapi upaya itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa dunia usaha mendukung upaya kolaboratif untuk mencapai NZE.

"Bukan soal numbers (angka) , tapi bagaimana kita menunjukkan pada dunia, bahwa private sector di Indonesia bergerak kolaboratif untuk berkontribusi pada pencapaian NZE Indonesia," pungkas Yusrizki.


Baca juga: Menteri Arifin serukan aksi kolaborasi untuk percepat efisiensi energi
Baca juga: TKDN energi baru terbarukan dan konservasi energi melampaui target
Baca juga: Pemerintah ajak generasi muda terapkan hemat energi

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022