Meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global menjadi perhatian dari KSSK
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memantau risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap perekonomian Indonesia.

“Meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global menjadi perhatian dari KSSK,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya seiring meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.

Tekanan inflasi global pun terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok yang semakin parah oleh adanya perang di Ukraina.

“Kebijakan-kebijakan proteksionisme terutama di bidangan pangan juga semakin meluas,” ujarnya.

Berbagai negara terutama Amerika Serikat (AS) telah merespon tingginya inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter dan lebih agresif dalam meningkatkan suku bunga acuannya sehingga menyebabkan pemulihan ekonomi di AS tertahan.

Menurut Sri Mulyani, langkah tersebut meningkatkan terjadinya fenomena stagflasi yaitu inflasi tinggi yang dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang melemah.

Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk AS, Eropa, Jepang, China dan India yang diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

“Ini disertai juga dengan semakin meningkatnya kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya resesi di AS maupun di Eropa,” katanya.

Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah merevisi ke bawah terhadap proyeksi pertumbuhan global yaitu dari 4,1 persen menjadi 2 persen oleh Bank Dunia dan 3,6 persen ke 3,2 persen oleh IMF.

Sementara ketidakpastian di pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan kebijakan moneter telah mengakibatkan aliran keluar modal asing khususnya investasi portofolio.

“Ini juga menekan di berbagai negara berkembang,” tegas Sri Mulyani.

Baca juga: Ketua OJK harap kondisi domestik bisa hindari RI dari risiko stagflasi
Baca juga: BI ingatkan kembali risiko stagflasi, ancam pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Bank Dunia pangkas perkiraan pertumbuhan global jadi 2,9 persen

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022