Beijing (ANTARA) - Tim peneliti China melakukan peninjauan sistematis terhadap aplikasi dan potensi pengembangan gas buang industri dalam memproduksi pakan protein akuakultur.

Pesatnya perkembangan akuakultur atau budi daya perairan mendorong adanya peningkatan konsumsi pakan yang solid dan sangat bergantung pada ikan mangsa hasil tangkapan, yang sifatnya tidak berkelanjutan, berbiaya tinggi dan tidak ramah lingkungan, demikian menurut artikel penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Reviews in Aquaculture.

Protein gas satu karbon (C1GP) diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme unik tertentu dengan memanfaatkan substrat dari gas buang industri yang berkaitan dengan satu karbon, seperti metana, metanol, karbon monoksida dan karbon dioksida.

Hal ini dapat menghemat waktu, tanah, air dan sumber daya, mengurangi gas rumah kaca dan material limbah, serta menawarkan sumber protein yang berkelanjutan.

Para peneliti dari Institut Penelitian Pakan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian China dan Institut Bioteknologi Industri Tianjin di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) memperkenalkan kemajuan terbaru terkait mikroorganisme, teknologi produksi protein, nutrisi, dan produk-produk yang menggunakan gas satu karbon sebagai substrat, serta penerapannya dalam pakan akuatik.

Mereka menyimpulkan jalur untuk sekuestrasi karbon dan sekuestrasi nitrogen dari gas satu karbon umum dan meninjau jenis-jenis galurnya (strain).

Menurut para peneliti, C1GP memiliki potensi besar dalam hal pakan akuatik dengan efisiensi transformasi yang tinggi, adaptasi yang luas, dan nutrisi yang berlimpah.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022