Kopenhagen (ANTARA News) - Dutabesar Denmark untuk Iran kembali ke Teheran bersama anggota lain di tengah rencana membuka kembali kedutaanbesar di sana, kata Kementerian Luar Negeri Denmark hari Selasa. Kedutaanbesar itu ditutup sesudah unjukrasa keras berlangsung di luar gedung itu bulan lalu. Kecaman itu berkaitan dengan karikatur menghina Nabi Muhammad terbitan suratkabar Denmark. Sampai kedutaanbesar itu dibuka kembali, warga Denmark diharapkan menghubungi kedutaanbesar Finlandia. Kementerian luar negeri itu menyatakan warga Denmark masih dinasehatkan untuk menunda perjalanan ke Iran di tengah silang pendapat atas kartun tersebut, sementara yang berada di Iran diminta menjauhi kerumunan. Kartun terbitan harian Denmark "Jyllands-Posten" pada September 2005 itu dicetak ulang oleh media berbagai negara, yang memicu kecaman serta unjukrasa Muslim di seluruh dunia. Mantan Presiden Iran Akbar Hashemi-Rafsanjani menyebut kartun menghina Nabi Muhammad itu "siasat tergalang terhadap Muslim untuk memaparkannya sebagai teroris". "Ini langkah paling kasar sejumlah suratkabar, karena menghina kesucian 1,6 miliar Muslim seluruh dunia," kata ulama moderat itu. "Jika menghina sosok tersuci 1,6 miliar orang dinyatakan sebagai kebebasan mengungkapkan pendapat, maka Muslim juga dapat membuat dirinya melakukan kebebasan serupa dan masuk ke panggung melawan Anda (Barat), bahkan lebih buruk daripada yang sudah dilakukan," tambah mantan presiden itu. Karikatur itu antara lain menggambarkan Nabi Muhammad memakai sorban berbentuk bom. Sejumlah negara Arab juga menarik dutabesarnya di Denmark sebagai protes atas penghinaan tersebut. Kecaman juga datang dari pihak bukan Muslim. Pemimpin Yahudi Jerman mengecam kartun nabi Muhammad itu. "Tidak semua yang secara sah dilindungi sebagai kebebasan berpendapat adalah benar secara moral dan etika," kata Paul Spiegel, ketua Dewan Pusat Yahudi di Jerman.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006