Hong Kong (ANTARA) - Sejumlah pengamat memperingatkan adanya peningkatan risiko keamanan setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan dan China akan menggelar latihan tempur di sekitar pulau itu.

China mengumumkan latihan militer di enam lokasi dekat Taiwan sesaat setelah Pelosi mendarat di Taipei, Selasa malam.

Beberapa pejabat Taiwan mengatakan latihan tempur itu melanggar aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Latihan itu menginvasi ruang udara Taiwan dan melanggar kebebasan navigasi udara dan laut, kata mereka.

Komando Palagan Timur China mengatakan latihan lintas angkatan itu melibatkan Angkatan Laut, Angkatan Udara, Pasukan Roket, Pasukan Dukungan Strategis dan Pasukan Dukungan Logistik Gabungan.

Latihan itu akan digelar di udara dan laut di dekat wilayah utara, barat daya dan tenggara Taiwan pada Rabu.

Sejumlah pengamat mengatakan masih belum jelas apakah China akan meluncurkan rudal balistik dan rudal jelajah di atas Pulau Taiwan, atau mencoba melakukan blokade untuk pertama kalinya.

Pengamat militer di Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan tampaknya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China ingin berlatih memblokade pulau tersebut jika kelak diperlukan dalam perang.

"Tujuan dari latihan itu, terus terang, adalah untuk menyiapkan militernya bertempur dengan Taiwan," kata dia.

Tidak seperti biasanya, latihan tempur tersebut diumumkan lengkap dengan peta lokasi yang disebarkan oleh kantor berita resmi China Xinhua.

Hal itu, menurut beberapa analis dan akademisi, menunjukkan pentingnya "bermain" di depan penonton di dalam dan luar negeri.

"Kita bisa melihat ambisi China: untuk menjadikan Selat Taiwan sebagai perairan non-internasional, selain membuat seluruh wilayah barat dalam rangkaian pertama pulau-pulau Pasifik barat berada di bawah pengaruhnya," kata seorang pejabat senior Taiwan yang mengetahui rencana keamanan pemerintahnya.

Jika China meraih keinginannya, kata dia, dampaknya akan "fatal bagi keselamatan dan stabilitas negara-negara sekitar, selain ekonomi regional".

Akademisi bidang keamanan di Singapura, Collin Koh, mengatakan kunjungan Pelosi telah membuat China terjebak di antara dua pilihan: bertindak secara tegas dan luas atau menghindari konflik besar-besaran.

"Bahkan jika mereka ingin menghindari hal itu, masih ada kemungkinan besar terjadi ketegangan yang tidak disengaja," kata Koh.

Peta lokasi latihan yang dirilis oleh China itu menunjukkan mereka melangkah lebih jauh ketimbang Krisis Selat Taiwan Ketiga.

Krisis tersebut dipicu penembakan rudal pada 1996 setelah Beijing memprotes pemilihan langsung pemimpin pulau itu.

Angkatan laut AS lalu mengerahkan dua kapal induk ke dekat Selat Taiwan untuk mengakhiri krisis tersebut.

Wilayah latihan tempur China di utara, timur dan selatan pada pekan ini membagi dua perairan teritorial sejauh 12 mil laut yang diklaim oleh Taiwan.

Para pejabat Taiwan menilai cakupan wilayah latihan tersebut melanggar keputusan internasional dan bisa memblokade ruang udara dan lautnya.
Peta lokasi latihan militer China di sekitar Pulau Taiwan yang dirilis kantor berita Xinhua, 3 Agustus 2022. (Xinhua)


Langkah seperti yang dilakukan AS pada 1996 jika dilakukan di masa sekarang akan menghadapi tantangan lebih besar, mengingat kemajuan militer China saat ini, menurut beberapa analis.

Seorang perwira AL AS pada Selasa memastikan bahwa Armada Ke-7 telah mengerahkan kapal induk USS Ronald Reagan dan empat kapal perang lain, termasuk kapal peluncur rudal, dari Laut Filipina ke wilayah timur Taiwan sebagai bagian dari "pengerahan rutin".

Komando Indo-Pasifik di Hawaii pada Rabu belum menanggapi pertanyaan Reuters tentang latihan tempur China tersebut.

Koh mengatakan armada pesawat pengintai AS dan Taiwan akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengetahui kemampuan militer China, sehingga meningkatkan risiko keamanan jika jet-jet China bereaksi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pemimpin Taiwan hargai tindakan konkret Ketua DPR AS
Baca juga: Taiwan: Latihan tempur China untuk hancurkan stabilitas kawasan
Baca juga: China kecam kunjungan Pelosi, gelar latihan tempur di dekat Taiwan

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022