London (ANTARA) - Liz Truss, calon kuat dalam persaingan untuk menggantikan Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris, mengatakan pada Selasa bahwa dia masih menyukai pemotongan pajak untuk menumbuhkan ekonomi.

Truss cenderung akan memotong pajak daripada memberikan bantuan langsung kepada rumah tangga yang menghadapi kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk tagihan energi.

Badan amal, kelompok bisnis, dan politisi telah meminta Truss dan pesaingnya, mantan menteri keuangan Rishi Sunak, untuk menjelaskan bagaimana mereka akan membantu warga Inggris mengatasi perkiraan kenaikan harga energi sebesar 82 persen pada Oktober.

Sunak sebagai menteri keuangan pada Mei menetapkan paket bantuan 15 miliar paun (Rp269,61 triliun) untuk membantu rumah tangga yang berjuang dengan tagihan energi yang melonjak. Dia telah menjanjikan lebih banyak bantuan langsung, sementara Truss mengatakan dia lebih menyukai pemotongan pajak daripada pemberian bantuan.

Ditanya berulang kali mengapa dia mengesampingkan memberikan bantuan langsung kepada rumah tangga, Truss mengatakan kepada wartawan: "Apa yang saya tidak anjurkan adalah memajaki rakyat ke tingkat tertinggi dalam 70 tahun, dan kemudian memberikan kembali uang mereka sendiri."

"Saya tidak akan menyusun anggaran terlebih dahulu. Kita akan melihat seperti apa situasinya di Musim Gugur, tetapi saya berkomitmen untuk memastikan orang-orang dibantu."

Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Liz Truss calonkan diri jadi PM Inggris
Baca juga: Menlu Inggris Truss: Saya positif COVID-19
Baca juga: Menlu Inggris: Saatnya Barat jadi lebih keras terhadap Putin

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022