kereta api yang melalui Kota Makassar konsepnya bukan di atas (elevated)
Makassar (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI Hamka B Kady meminta untuk menghentikan polemik tentang proyek kereta api Sulawesi Selatan dengan mengajak masing-masing pihak yang terlibat perdebatan bisa duduk bersama.

Ia menyarankan agar Balai Kereta Api, Pemerintah Provinsi Sulsel, dan Pemkot Makassar  tidak lagi memunculkan perdebatan di ranah publik.

"Pak Wali tentu punya pertimbangan tersendiri. Kemudian dari pihak kementerian dalam hal ini Balai Kereta Api, juga tentu punya pertimbangan secara teknis dan biaya, sehingga kereta api yang melalui Kota Makassar konsepnya bukan di atas (elevated)," kata Hamka melalui keterangannya di Makassar, Selasa.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini menjelaskan  pembangunan rel kereta api yang elevated biayanya cukup mahal. Selain itu, elevated bisa dilakukan kalau terpaksa, karena tidak ada jalurnya.

Ia mencontohkan, LRT Jakarta. Jalurnya tidak memungkinkan kalau tidak elevated, makanya dilakukan evelated. Begitupun kereta cepat Jakarta - Bandung, yang sekarang bermasalah karena terjadi pembengkakan biaya yang tidak sedikit.

"Itulah contoh yang konkret. Jangan terlalu kita berprasangka. Mari duduk berpikir secara jernih, apakah yang dilalui rel kereta api di Maros - Makassar ini memang tidak ada jalannya untuk di bawah. Konsep elevated itu kalau dia memang ada di perkotaan yang padat penduduknya, dan tidak ada lahan yang bisa dijalani secara normal, itu baru elevated," ujarnya.

Sebagai Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur, Hamka mengaku sudah mencermati laporan yang disampaikan Balai Kereta Api. Di lokasi tersebut, tidak ada pemukiman padat yang dilalui.

Meski demikian, politisi Partai Golkar ini mengaku menghargai pemikiran Wali Kota Makassar. Tetapi dalam kondisi-kondisi seperti ini, semua pihak harus berpikir dengan baik.

"Jangan sampai kita berharap elevated, tapi malah mangkrak akibat tidak adanya biaya. Lagi-lagi saya katakan bahwa membangun kereta api harus cermat karena ini persoalan uang dan investasi," tegasnya.

Ia berharap pembangunan rel kereta api Maros - Makassar menuju New Port ini bisa diselesaikan dengan baik.

"Mari sama-sama mencari solusi, prinsipnya kalau kita mau memutuskan sesuatu, harus memikirkan masyarakat, termasuk anggarannya," imbau Hamka.

Hamka menambahkan yang ingin dipercepat adalah bagaimana menghubungkan kereta api ke New Port, karena kereta api bukan hanya untuk angkut orang, tapi juga barang.

"Prinsip bisnisnya disini adalah dua pelabuhan besar yang dihubungkan kereta api ini. Garongkong, Pabrik Semen Tonasa, jadi alur barang juga bisa maksimal," tuturnya.

Konsep kereta api yang dimulai di Sulsel ini, sambung Hamka, konsepnya adalah Kereta Api Trans Sulawesi. Diharapkan Makassar - Parepare bisa selesai. Kemudian lanjut ke Mamuju, lalu ke Palu, Kendari, dan akhirnya tiba di Manado, sehingga terhubunglah Kereta Api Trans Sulawesi.

"Itulah master plan kereta api ini, untuk jangka panjang. Jangan lagi berdebat soal elevated atau non elevated, yang terpenting difungsikan secara cepat," ujar dia.
Baca juga: PT KAI dan Unhas kembangkan transportasi KA di Sulsel
Baca juga: Tiga bupati di Sulsel lapor pembebasan lahan proyek KA rampung
Baca juga: Proyek KA Sulsel jalur Maros-Barru ditarget beroperasi Oktober 2022

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022