Kita terus menerus impor kedelai sementara (harganya) setiap tahun terus naik. Nah kita harus ajak koperasi tahu untuk berinovasiBandung (ANTARA) -
Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan pemerintah menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai langkah lanjutan terkait penggunaan kacang koro sebagai bahan baku utama pengganti kedelai untuk produk tempe atau tempe kacang koro.
"Begitu juga nanti, kita akan gerakkan, kita perlu kerja sama untuk mensubtitusi impor kacang kedelai. Dengan memproduksi kacang koro. Nah kita sudah dengan IPB, sudah dicoba," kata MenkopUKM Teten Masduki, saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Nasional UMKM Tahun 2022 di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Berdasarkan riset sementara, kata Teten Masduki, kacang koro juga sama enaknya dengan kedelai dan cocok untuk menjadi bahan baku tempe dan tahu, kecap, dan lain sebagainya.
Menurut dia, saat ini pemerintah telah menyiapkan ekosistem terkait penggunaan kacang koro untuk bahan baku tempe seperti menyiapkan akses pasar hingga modal atau pembiayaannya.
Baca juga: Teten: Kacang koro dapat jadi pengganti kedelai hingga 60 persen
Baca juga: Teten: Kacang koro dapat jadi pengganti kedelai hingga 60 persen
"Nah ini semua kita perlu kerja sama. Kita sudah hitung kebutuhan setiap daerah," kata Teten Masduki.
Menteri Teten menilai saat ini keberadaan koperasi tahu dan tempe masih kurang inovatif sehingga pihaknya mengajak mereka untuk melakukan inovasi seperti menciptakan tempe dari kacang koro.
Dia mengatakan tingginya harga dan ketergantungan pada impor kedelai seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat komitmen mendorong dan mengembangkan bahan baku lokal non-kedelai.
"Kita terus menerus impor kedelai sementara (harganya) setiap tahun terus naik. Nah kita harus ajak koperasi tahu untuk berinovasi," kata MenkopUKM Teten Masduki.
Baca juga: Perluas area tanam, Teten Masduki optimis kacang koro gantikan kedelai
Baca juga: Perluas area tanam, Teten Masduki optimis kacang koro gantikan kedelai
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022