Beijing (ANTARA) - Lebih dari 30 pakar dan akademisi tentang masalah Taiwan mendiskusikan wacana penting dalam buku putih berjudul "Masalah Taiwan dan Reunifikasi China di Era Baru" di sebuah forum wadah pemikir yang digelar di Beijing.

Buku putih itu secara sistemis menelusuri dasar dalam sejarah dan yurisprudensi bahwa Taiwan telah menjadi milik China sejak zaman kuno, demikian opini para pakar di forum tentang reunifikasi China di era baru tersebut.

Buku putih tersebut memberikan sebuah ringkasan komprehensif dari berbagai upaya tegas, pencapaian besar, dan pengalaman berharga Partai Komunis China (CPC) dalam mendorong reunifikasi China sepenuhnya, kata para pakar.

Buku putih itu juga mengungkap kekonyolan dan risiko dari tindakan provokatif Partai Progresif Demokratik yang semakin intensif untuk mewujudkan "kemerdekaan Taiwan", dan Amerika Serikat yang meningkatkan upaya untuk memainkan "kartu Taiwan," sebut para pakar.

Buku putih secara sistemis menguraikan posisi dan kebijakan CPC serta pemerintah China dalam memajukan reunifikasi nasional di era baru, dan memproyeksikan prospek yang cerah setelah tercapainya reunifikasi damai di bawah kebijakan "satu negara, dua sistem", sebut para pakar.

Mengenai kunjungan yang baru-baru ini dilakukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan dengan mengabaikan penentangan kuat dan keberatan serius China, para pakar sepakat bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran serius pihak AS terhadap tatanan dan aturan internasional.

Langkah itu sangat merusak perdamaian di Selat Taiwan dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, ujar para pakar, seraya menambahkan bahwa tindakan balasan yang dilakukan China tepat waktu, diperlukan, masuk akal, dan sah.

Forum tersebut diselenggarakan oleh Institut Studi Taiwan di bawah Akademi Ilmu Sosial China (CASS).

Sumber: Xinhua

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022