Banyak anak-anak di Pandeglang memilih untuk tidak sekolah karena kesulitan akses internet dan kekurangan perangkat pendukung pembelajaran jarak jauh. Mengatasi masalah tersebut, kami membuat "Rumah Badak"
Bandung (ANTARA) -
Sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat Rumah Baca Digital Kreatif atau "Rumah Badak" bagi anak-anak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang memilih untuk tidak sekolah karena kesulitan akses internet dan kekurangan perangkat pendukung pembelajaran jarak jauh.

"Banyak anak-anak di Pandeglang memilih untuk tidak sekolah karena kesulitan akses internet dan kekurangan perangkat pendukung pembelajaran jarak jauh. Mengatasi masalah tersebut, kami membuat 'Rumah Badak'," kata Ketua Tim Pengagas Rumah Badak ITB, Jihad Fachri Ramadhan B, dalam taklimat media yang diterima dari Humas ITB, di Bandung, Jawa Barat, Ahad.
 
Ia menjelaskan pendidikan adalah salah satu bidang yang terkena dampak yang disebabkan oleh pandemi di Kabupaten Pandeglang. Pada tahun 2020, terdapat 18,56 persen dari 1,2 juta penduduk tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD) sama sekali.
 
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandemi di Indonesia.
 
Rumah Badak digagas oleh Jihad Fachri Ramadhan B. (FI’18), Yogi Prakoso (FI’18), Edytha Feodora Christine M. (FI’19), Yusria Andesita (DI’19), dan Angelina Fajri I. S. (DI’19).
 
Pembuatan Rumah Badak ini merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan ITB.

Kegiatan yang berlangsung selama hampir empat bulan (23 Maret-8 Juli 2022) ini dilaksanakan di Kampung Sukanagri, RT/RW 003/004 Desa Mandalawangi, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten
 
Selain bekerja sama dengan Direktorat Mahasiswa (Ditmawa) ITB, mahasiswa tersebut juga turut menggandeng "Rumah Amal Salman" dan "Sabtu Mengajar Pandeglang".
 
Menurut Jihad Fachri Ramadhan selaku ketua tim, kegiatan ini memilki tiga tujuan, yaitu renovasi interior, pemasangan internet of things (IoT), dan sosialisasi literasi digital.
 
Dalam pelaksanaannya, sekelompok mahasiswa tersebut melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan aparatur desa.
 
Setelah bermusyawarah, lalu dilakukan pemilihan material serta persiapan terkait pembangunan seperti tukang, furniture, dan seterusnya.
 
Kemudian dilakukan renovasi interior sekaligus pemasangan IoT.
 
IoT yang dipasang terdiri dari situs web (rumahbadak.id), alat sidik jari, CCTV, dan sistem perpustakaan digital.

"Nantinya, IoT ini memiliki infrastruktur digital yang terintegrasi melalui cloud computing,” kata Yogi Prakoso selaku PIC IoT.
 
Setelah infrastruktur Rumah Badak selesai, selanjutnya dilakukan sosialisasi literasi digital kepada warga setempat.
 
Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2022 sekaligus sebagai acara serah terima Rumah Badak ke masyarakat setempat.
 
Di balik kesuksesan program tersebut, terdapat kendala yang dihadapi oleh mereka. Salah satu kendalanya terkait manajemen waktu.

"Jauhnya jarak ke lokasi, di tengah-tengah Kerja praktek merupakan tantangan bagi kami mengharuskan kami untuk manajemen waktu lebih baik,” kata Fachri.
 
Meskipun begitu, mereka tetap mengucapkan banyak sekali terima kasih kepada segala elemen yang telah mendukung program tersebut.
 
“Harapannya, Rumah Badak ini bisa meningkatkan literasi digital bagi pengurus dan siswa Sabtu Mengajar serta terciptanya suasana aman dan nyaman untuk belajar dan mengajar,” katanya.
 
Diharapkan agar program ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi penerus negeri yang lebih berkualitas, demikian Jihad Fachri Ramadhan B.
 
Baca juga: 180 anak jalanan kembali bersekolah
   
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022