Bandung (ANTARA) -
Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi menyarankan Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (Kang Emil) untuk bergabung atau masuk ke partai politik yang memiliki latar belakang nasionalis dan religius.
 
"Secara karakter Pak RK (Ridwan Kamil) bisa cocok dengan Golkar, NasDem, atau Demokrat. Namun, kalau saran saya tokoh-tokoh politik yang mau jadi capres atau cawapres harus mau mendeklarasikan diri masuk menjadi anggota partai," kata Hasan Nasbi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Bandung, Selasa.
 
Hasan berpandangan ada banyak partai politik yang bisa dipilih oleh Ridwan Kamil dan berdasarkan pengamatannya, sosok Kang Emil dapat masuk partai politik yang memiliki latar belakang nasionalis dan religius.
 
Menurut dia elektabilitas dan popularitas Ridwan Kamil saat ini mengalami peningkatan, baik di calon presiden (capres) dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024.
 
Dari dua hal tersebut, kata Hasan, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini didorong untuk lekas bergabung dengan partai politik.

Baca juga: Lembaga survei: "Badai" lambungkan elektabilitas Ridwan Kamil

Baca juga: Ridwan Kamil minta wali kota sediakan ruang publik untuk pemuda
 
Dia mengatakan memiliki elektabilitas dan popularitas yang baik harus dimanfaatkan oleh Kang Emil untuk berlaga di kancah politik pada tahun 2024.
 
Ketika disinggung soal nama Ridwan Kamil yang masih unggul dalam survei lembaganya untuk maju sebagai petahana di Pilkada Jabar 2024, Hasan menjelaskan Ridwan Kamil juga berpeluang mencoba keberuntungan ke provinsi DKI Jakarta.
 
"Jadi sebelum survei Juli, Pak RK juga sudah sangat kuat, sudah di atas 50 persen elektabilitasnya. Sehingga tetap terbuka peluang Pak RK buat maju kembali di Jabar. Bahkan kalau mau fair, Pak RK juga bisa mempertimbangkan untuk maju di Pilkada DKI 2024," ucap dia.
 
Dia menuturkan saat bakal calon sudah terjun masuk dalam partai politik, maka langkah dan tujuan semakin terang. Publik juga bisa memberikan simpati lebih.
 
"Sehingga tidak bisa terus menerus ingin berada di luar partai sambil terus memelihara keinginan untuk mencapai karir politik yang lebih tinggi, harus berpartai," tutur dia.
 
Sebelumnya, Hasan mengatakan popularitas Ridwan Kamil kini turut meningkat dalam pertengahan tahun ini yakni pada bulan Maret 2022 popularitas Ridwan Kamil hanya 66.6 persen setelah itu pada Juli meningkat ke 84.7 persen.

Baca juga: Ridwan Kamil: Media perlu fokus pada prestasi kerja
 
"Elektabilitas sebelum bulan Juni itu baru satu digit, Maret baru 7,2 persen tapi akhir Juli itu 14,0 persen. Elektabilitas Ridwan Kamil mendekati Anies Baswedan. Pak Anies terakhir 18 persen, Pak RK mendekati," ujarnya.
 
Menurutnya pada survei terbaru ini ada beberapa faktor yang membuat Ridwan Kamil meningkat secara elektabilitas dan popularitas. Salah satunya ada kaitan dengan simpati publik yang besar terhadap kehilangan putra sulungnya.
 
Akan tetapi, Hasan mengatakan simpati publik yang besar atas peristiwa itu masih belum diuji secara pasti, apakah nantinya akan permanen atau hanya sementara.
 
"Pemberitaan seputar meninggalnya putera RK memang luar biasa luas. Apakah peningkatan elektabilitas ini akan bertahan lama atau hanya temporer harus diuji lagi nanti pada survei berikutnya," imbuh dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022