Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) merencanakan untuk mengembangkan perdagangan produk hortikultura dengan pola pelelangan untuk meningkatkan nilai tawar petani. Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Deptan Djoko Said Damardjati di Tangerang, Banten, Sabtu, menyatakan, seperti halnya lelang produk perikanan yang dilakukan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) maka untuk hortikulutura dilaksanakan di terminal agribisnis yang terdapat di setiap daerah. "Berapapun besarnya hasil panen yang didapatkan petani nantinya bisa langsung di lelang di tempat itu," katanya di sela kampanye makan bersama produk peternakan dan olahannya bebas formalin bersama Menteri Pertanian. Menurut dia, dengan sistem penjualan selama ini maka harga jual produk hortikulutura cenderung ditentukan oleh pembeli yang mana petani jarang mendapatkan harga yang menguntungkan. Apalagi, tambahnya, jumlah pembeli umumnya lebih sedikit dibanding komoditas yang ditawarkan yang akhirnya harga jual produk hortikultura menjadi rendah. Dengan sistem lelang, tambahnya, maka nantinya akan mendatangkan calon pembeli sebanyak-banyaknya dan petani bisa menentukan harga yang lebih menguntungkan. "Sekarang ini nilai tukar petani paling rendah karena mereka sangat tergantung kepada pembeli," katanya. Menurut Djoko, diharapkan dalam perdagangan produk hortikultura sistem lelang nantinya bisa menarik para pengusaha ataupun pedagang ritel untuk mengikutinya. Namun demikian, dia menyatakan, jika nantinya tidak ada pembeli yang mengikuti pelelangan maka pihak pemerintah daerah (pemda) diharapkan bisa mengeluarkan modal untuk menampung hasil panen petani terlebih dulu. Dikatakannya, selama ini perdagangan produk hortikultura maupun pertanian pada umumnya sudah sangat berkembang di tingkat internasional sebaliknya di Indonesia justru belum dikenal. Penyinggung pengawasannya, Djoko menyatakan, pemerintah akan membuat regulasi sistem pelelangan produk hortikulutura serta bertindak sebagai pengawas.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006