Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut dirinya memilih mengenakan baju adat dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) saat Upacara HUT Ke-77 Republik Indonesia untuk menunjukkan berbagai perbedaan di Indonesia dapat menjadi kekuatan bangsa.

"Kita Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, perbedaan adalah sebuah kekuatan walaupun saya setengah Lampung, setengah Jawa Barat. Saya mengapresiasi kebudayaan suku-suku lain, dan baju ini menggambarkan kewibawaan dan kepercayaan," kata Erick Thohir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Erick Thohir mengenakan baju adat dari Rote dengan atasan dan bawahan hitam tapi menyampirkan kain tenun di pundak kanan dan mengenakan topi khas Rote, yaitu ti'i langga yang menyerupai topi Meksiko.

Bahan pembuat ti'i langga adalah daun lontar yang sudah kering dan berwarna kuning kecokelatan. Topi khas masyarakat Rote ini menjadi simbol kepercayaan untuk setiap yang menggunakannya.

Baca juga: Erick Thohir: Bersih-bersih BUMN untuk perbaiki sistem perusahaan

"Artinya apa? Kita kan tuan rumah G20, cocoklah Indonesia yang dipercaya dan berwibawa, itu yang coba kita simbolkan lewat G20," ungkap Erick.

Terkait dengan makna kemerdekaan 77 tahun, Erick menyebut Indonesia adalah bangsa yang tahan banting.

"Saat ada masalah politik, ekonomi tahun 1998, tahun 2008 juga ada krisis ekonomi, kemarin ada COVID-19 dan sekarang (masalah) geoplitik, bangsa Indonesia terus bangkit, padahal negara-negara lain 'underestimate' atau melihat Indonesia tidak akan mampu. Itulah kekuatan bangsa kita, gotong royong kita, kebersamaan kita, bagaimana kita selalu saling asih, saling asuh supaya kita menjadi yang terbaik," tambah Erick.

Baca juga: Erick Thohir berharap peran Garuda stabilkan harga tiket pesawat

Tema HUT Ke-77 RI adalah "Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat".

Dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi tahun 2022, para undangan kembali mengenakan baju adat berbagai daerah di Indonesia.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi mengenakan baju adat Dolomani dari Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Presiden Jokowi mengenakan baju dengan dominasi warna merah dan putih, sedangkan Ibu negara mengenakan pakaian dengan warna biru cerah dan emas.

Baca juga: Erick Thohir: Pengurangan subsidi energi tunggu keputusan tiga menteri

Sebelum upacara, dilakukan kirab budaya untuk membawa duplikat Bendera Merah Putih Pusaka dan Naskah Teks Proklamasi dari Monumen Nasional menuju Istana Merdeka menggunakan Kereta Kencana Ki Jagaraksa. Selama perjalanan menuju Istana Merdeka, Bendera Pusaka dan Naskah Proklamasi diiringi  kelompok kirab budaya dengan mengenakan busana adat Nusantara, serta iringan musik dari drumband gabungan Taruna Akademi TNI dan Kepolisian.

Sedangkan Tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas untuk mengibarkan Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI adalah Tim Pancasila Tangguh dengan 68 personel.

Pada akhir upacara, para undangan dihibur pertunjukan musik termasuk hiburan dari penyanyi cilik Farel Prayoga yang menyanyikan lagu berjudul "Ojo Dibandingke".

Saat Farel bernyanyi, para Menteri Kabinet Indonesia Maju dan pejabat lain ikut berjoget. Mereka yang ikut berjoget, antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyyah, Menteri BUMN Erick Thohir, Kasad Jenderal Dudung Abdurrachman, dan pejabat lainnya.

Farel menjadi viral di media sosial karena berhasil meng-"cover" lagu tersebut. Awalnya, lagu tersebut dinyanyikan Denny Caknan bersama Abah Lala. Kemudian Farel menyanyikan kembali lagu tersebut sehingga membuat banyak netizen menggunakan lagu itu sebagai latar musik di media sosial.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022