Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai literasi digital adalah salah satu cara untuk membantu masyarakat memahami pelindungan data pada tingkat dasar. 

"Kami punya (program) berjenjang. Untuk masyarakat umum ada Indonesia Makin Cakap Digital," kata Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Devie Rahmawati, dalam webinar "Gizmo Talk: Tantangan Membangun Kedaulatan Digital Indonesia", Kamis.

Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar selama dua tahun belakangan, pandemi membuat semua orang mendadak harus bisa menggunakan teknologi digital. Menurut Devie, ruang digital semestinya dipahami sebagai ruang publik.

Baca juga: Menggalang talenta digital untuk Indonesia gemilang

Jika akun media sosial diibaratkan sebagai rumah digital, maka ada banyak orang yang bisa melihat isi rumah tersebut. Melalui program literasi digital, warganet diharapkan bisa lebih menyadari dan bijak soal apa yang mereka bagikan di media sosial.

Saat ini banyak ditemukan permainan di media sosial yang meminta pengguna menyebutkan data pribadi, seperti menyebutkan nama ibu kandung dan alamat rumah.

Ada kalanya seseorang tidak sadar dia sedang menyebarkan data pribadinya di media sosial, menurut Devie orang yang membagikan datanya di media sosial tidak melulu memiliki tingkat literasi yang rendah.

Edukasi mengenai pelindungan dan keamanan data menurut Devie tidak hanya soal bagaimana supaya data tidak bocor, tapi, juga apa yang harus dilakukan ketika data bocor.

Devie mengutip riset dari Universitas Gadjah Mada, bahwa masih ada korban data bocor, misalnya pinjaman online ilegal, yang enggan melapor antara lain karena malu dan menerima kejadian itu sebagai musibah.

Dia menyarankan korban melapor ke otoritas yang berwenang supaya kasus tersebut bisa ditelusuri. Dengan melapor, menurut Devie, ia juga membantu orang lain yang mengalami masalah serupa.

Program Indonesia Makin Cakap Digital ditargetkan bisa menjangkau 10 juta masyarakat setiap tahun. Pada akhir 2024, diharapkan ada sekitar 50 juta orang yang terliterasi digital.

Menurut Devie, edukasi dan literasi digital tidak akan pernah berhenti karena masyarakat saat ini hidup di dua tempat, dunia nyata dan dunia maya, dan ruang digital yang terus berkembang.

Baca juga: Menkominfo ajak jaga kedaulatan digital di momen HUT ke-77 RI

Baca juga: Ahli ingatkan pentingnya sikap hati-hati dalam bermedia sosial

Baca juga: Kominfo ungkap banyak UMKM pelajari tata kelola keuangan digital

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022