Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan Indonesia harus mengembangkan sistem perekonomian merdeka dengan mengelola sepenuhnya sumber daya alam yang dimiliki dan memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri agar keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat dapat terwujud.

“Indonesia dengan potensi sumber daya alam yang melimpah harus mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri, seperti pangan dan obat-obatan secara berdaulat," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam Peringatan Hari Konstitusi dan HUT Ke-77 MPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, paradigma ekonomi lama yang berprinsip mengimpor dengan harga murah, harus segera diakhiri karena hal tersebut membuat bangsa kehilangan wahana untuk meningkatkan kemampuan belajar mengolah dan mengembangkan nilai tambah potensi sumber daya alam Indonesia.

Dia juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah berulang kali mengatakan segala sumber daya yang ada harus dikelola dan diolah oleh bangsa Indonesia dengan teknologi dan inovasi yang kita kembangkan sendiri.

Hanya dengan cara itu, lanjut Bamsoet, bangsa Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah terhadap sumber daya yang dimiliki dan memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial secara inklusif.

Indonesia, lanjut Bamsoet, dapat belajar dari pengalaman negara-negara yang berhasil bertransformasi dari negara miskin menjadi negara makmur, seperti negara-negara Asia Timur.

Ia menilai lokomotif kemakmuran terletak pada pengusaha dan inovator yang berhasil mengembangkan inovasi dan teknologi yang dapat menciptakan pasar baru. Pengusaha dan inovator, menurut dia, bisa melahirkan keuntungan berlimpah untuk diinvestasikan ulang ke dalam sektor-sektor usaha baru dan lapangan kerja baru.

“Dengan cara itulah, kemakmuran secara inklusif dan berkelanjutan bisa tercipta,” ucap Bamsoet, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut, Bamsoet mengingatkan mengenai sistem perekonomian Indonesia yang dirancang oleh para pendiri bangsa bukanlah sistem ekonomi kapitalis ketika individu dan pasar menjadi dominan menentukan perilaku ekonomi ataupun sistem ekonomi sosialis yang menempatkan negara sebagai pelaku ekonomi secara dominan.

“Sistem perekonomian kita adalah ekonomi Pancasila, yakni pengelolaan ekonomi negara yang bersumber pada nilai-nilai yang mengedepankan religiusitas, humanitas, nasionalitas, demokrasi, dan keadilan sosial,” ujar dia.

Menurut Bamsoet, sistem ekonomi Pancasila tersebut hanya bisa dijalankan secara penuh dan konsisten apabila Indonesia memiliki kemampuan berdiri di atas kakinya sendiri (berdikari), seperti yang dikatakan Presiden Ke-1 RI Soekarno.

“Presiden Soekarno berpesan bangsa Indonesia jangan mau menjadi bangsa kuli dan menjadi kuli bangsa-bangsa lain. Presiden Jokowi dalam suatu kesempatan pernah menyampaikan, kita tidak boleh menjadi bangsa yang masih bermental 'inlander' dan bersikap 'inferior' ketika berhadapan dengan bangsa lain,” jelasnya.

Dengan demikian, lanjut Bamsoet, Indonesia tidak boleh hanya dijadikan sebagai sumber bahan baku murah ataupun pasar untuk menjual produk-produk hasil industri negara-negara industri dan kapitalis.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022