Padang, (ANTARA News) - Sedikitnya 41.800 hektare hutan di Kab. Kep. Mentawai dalam kondisi kritis mengakibatkan pantai di kawasan pulau Siberut Utara Selatan, Pagai Utara Selatan serta Sipora dilanda abrasi. Asisten Deputi Lingkungan Hidup, Kementrian Percepatan Pembangunan Desa Tertinggal, Max Yultuwu, di Padang, akhir pekan lalu mengatakan, sejumlah pulau di Mentawai terdapat lahan dalam kondisi kritis dan mendesak dibenahi. Untuk menyelamatkan hutan dan lahan kritis tersebut, menurut dia, diperlukan penyelamatan dan penanggulangan melalui penanaman mangrove dan tanaman pantai lainnya seperti cemara laut. Proses penanaman mangrove di Kepulauan Mentawai tersebut, kata dia, melibatkan masyarakat sehingga lebih membuat mereka lebih menyadari keberadaan hutan dan menjaganya. "Tahap awal dilakukan penanaman cemara laut seluas 10 hektare di pantai Rokot, pantai Matobe seluas 10 hektare, serta Pantai Mapadegat seluas 5 hektare," katanya jika program itu berhasil akan dilanjutkan pada kawasan lainnya di Mentawai. Max menjelaskan penamanan cemara laut tersebut bertujuan mencegah abrasi pantai, mengantisipasi gelombang pasang surut air laut, melindungi daerah pantai dan pesisir. Cemara laut juga berfungsi perbaikan ekosistem pantai serta penganekaragaman biota laut di daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 758 km. Luas hutan di Kep. Mentawai mencapai 619.625 hektare terdiri atas hutan suaka alam dan wisata 197.000, hutan lindung 2.800 hektare, hutan produksi 381.753 hektare, hutan produksi konservasi 38.072 hektare dan areal penggunaan lain 34.975 hektare. Di Kep. Mentawai juga terdapat kawasan konservasi terdiri atas Taman Nasional Siberut (TNS) 190 hektare, kawasan konservasi laut Pulau Pagai Utara Selatan 2.569 hektare dan Pulau Saibi Sarabua Siberut Selatan seluas 15.000 hektare.(*)

Copyright © ANTARA 2006