Pemilik klub Manchester United asal AS Avram Glazer saat menyaksikan pertandingan leg pertama babak 1 besar Liga Champions antara Manchester United dengan Paris Saint-Germain (PSG) di Old Trafford, Manchester, pada 12 Februari 2019. (Photo by FRANCK FIFE / AFP) (AFP/FRANCK FIFE)

Organisasi dagang

Tapi United memang unik karena tahun lalu menjadi satu-satunya klub Liga Inggris yang memberikan dividen kepada pemegang saham yang sebagian besar mengalir ke keluarga Glazer. Padahal tak satu pun trofi dimenangkan United.

Keluarga Glazer disebut-sebut telah mengeduk 154 juta pound (Rp2,7 triliun) dari Old Trafford, dalam kurun 2012-2021. Tak ada pemilik klub-klub Liga Premier yang mengeduk dana sebanyak itu dalam 10 tahun terakhir.

Ironisnya United harus membayar utang menggunung yang mencapai 592 juta pound (Rp10,4 triliun).

Bahkan ketika keluarga Glazer mengeduk 154 juta pound itu, pemilik Manchester City justru berani membenamkan investasi sebesar 684 juta pound (Rp12 triliun).

Pun saat United mengeluarkan 136 juta pound (Rp2,9 triliun) untuk infrastruktur klub, pemilik City berani mengeluarkan dana tiga kali lebih besar sebanyak 374 juta pound (Rp6,5 triliun).

Tak berlebihan jika penggemar United menyebut keluarga Glazer yang membeli United dari utang, telah mengeduk uang yang tak sebanding dengan prestasi yang diciptakan Setan Merah.

Baca juga: Pendukung MU marah keluarga Glazer digelontori dividen 11 juta pound

Mantan manajer Louis van Gaal sampai menyebut bekas klubnya itu organisasi dagang saat dia membujuk Erik ten Hag agar tak melatih Man United.

Van Gaal merasakan betapa sulit membangun klub ini karena terbentur sikap pemilik yang tak memiliki visi sepak bola.

Bukan hanya ten Hag yang kesulitan mendapatkan buruan-buruan utama seperti Antony dan Frenkie de Jong, pelatih-pelatih sebelumnya pun begitu.

Van Gaal pernah menginginkan Robert Lewandowksi, Sadio Mane, Riyad Mahrez, Thomas Muller, Sergio Ramos, Mats Hummlels, N'Golo Kante, dan James Milner.

Tak satu pun didapatkan van Gaal. Semuanya bergabung dengan klub-klub lain sampai menjadi bintang.

Baca juga: Permainan MU sangat membosankan, kata Louis van Gaal

David Moyes yang digantikan van Gaal juga begitu. Dia ingin menggaet Gareth Bale, Cesc Fabregas dan Toni Kroos, tapi ketiganya tak ada yang bergabung.

Siklus itu berlanjut kepada Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solksjaer.

Mourinho menginginkan pemain-pemain seperti Raphael Varane, Neymar, Antoine Griezmann, Alvaro Morata, Gareth Bale, Ivan Perisic. Tak ada satu pun dari pemain-pemain itu yang berhasil direkrut Mourinho.

Solksjaer juga begitu. Dia menginginkan sejumlah pemain bintang yang bahkan baru berprospek bintang saat itu, khususnya Erling Haaland, ketika harganya bahkan belum setinggi sekarang dan karirnya belum mentereng seperti sekarang.

Baca juga: Solskjaer tersingkir karena tak galak dan strategi transfer yang buruk

Selanjutnya : Jika dikalahkan Liverpool

Copyright © ANTARA 2022