Bagaimana hasilnya, terserah Anda,
Jakarta (ANTARA) - Dari susunan pizza yang dibuat layaknya seperti menara miring irisan tipis daging yang disusun menyerupai tubuh ikan, sejumlah makanan-makanan palsu unik itu dibuat oleh seniman Jepang yang dipamerkan minggu ini di Tokyo, Jepang.

Makanan palsu itu dibuat dengan detail yang sama persis. Model replika biasanya digunakan sebagai pajangan di luar restoran Jepang yang disebut dengan "shokuhin sampuru" yang artinya "contoh produk makanan".

Menampilkan sampuru di luar toko ramen dan restoran keluarga di seluruh Jepang merupakan hal yang lazim sejak seabad terakhir. Sampuru berfungsi untuk mengiklankan menu ke kelas menengah yang saat itu sedang tumbuh. Awalnya sampuru dibuat dengan menggunakan bahan lilin.

"Biasanya kami harus mengikuti perintah dari klien. Kami menerima pandangan mereka saat membuat barang. Tetapi, Anda juga dapat menggunakan imajinasi sendiri. Bagaimana hasilnya, terserah Anda," kata seniman makanan plastik Shinichiro Hatasa kepada AFP, dikutip Minggu.

Baca juga: KBRI Beijing gandeng hotel bintang lima promosikan wisata Bali

Baca juga: Cold Stone Creamery bawa kreasi spesial rayakan HUT RI


Sekitar 60 makanan replika dipajang dalam pameran, beberapa di antaranya tampak konyol tetapi yang lain dirancang untuk memamerkan keterampilan hebat para seniman.

Kreasi lain yang dipamerkan termasuk mie dengan garpu melayang, udang goreng dengan empat kaki dilapisi tepung roti yang menyerupai harimau di atas gunungan parutan kubis, dan susunan daging ayam yang tampak seperti permainan game Tetris.

Ada pula hidangan sarapan Jepang dari kedelai fermentasi yang disebut natto tampak berputar-putar di udara, menyerupai topan yang kuat, dijuluki sebagai "nattornado".

"Makanan-makanan itu tidak nyata, tetapi terlihat begitu nyata. Sangat indah," kata pengunjung pameran Reiko Ichimaru.

Semua model dibuat dengan tangan oleh para spesialis di Iwasaki Group, pembuat sampuru terkemuka di Jepang.

Di pabrik Iwasaki, yang terletak di Yokohama dekat Tokyo, para perajin pertama-tama membuat cetakan bahan dari makanan asli yang dibawa klien. Kemudian mereka mendekorasi sampel agar terlihat serealistis mungkin, mulai dari tetesan air pada kaca dingin hingga memar halus pada permukaan buah.

"Makanan-makanan segar lebih sulit dibuat. Sayuran segar, ikan segar. Makanan yang dimasak lebih mudah (karena warnanya tidak terlalu rumit). Roti hamburger (bisa dibuat) untuk perajin pemula," kata kepala pabrik Hiroaki Miyazawa kepada AFP.

Makanan replika termasuk bisnis yang menguntungkan di Jepang, tetapi jumlah produksi sampuru menurun seiring dengan situasi pandemi COVID-19 yang mengurangi aktivitas makan di tempat. Pembuat sampuru berharap para turis mancanegara segera diizinkan masuk ke negara itu untuk meningkatkan industri restoran.

Walau begitu, para seniman juga menyiasati keterbatasan situasi itu dengan memanfaatkan keterampilan unik mereka untuk digunakan di tempat lain selain restoran.

Misalnya, perajin Iwasaki telah membuat replika pisang dengan tingkat kematangan berbeda yang digunakan pabrik untuk melatih karyawan baru. Pesanan juga datang dari pedagang penjualan TI, yang ingin menggunakan router wi-fi 5G tiruan dalam presentasi mereka.

Sementara itu, di ajang pameran, karya-karya yang lebih orisinal telah menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa.

“Saya rasa jumlah restoran yang menggunakan display makanan plastik semakin berkurang. Menarik untuk melestarikan ini sebagai seni. Ini benar-benar hebat,” kata seorang pengunjung bernama Yutaka Nishio.

Baca juga: Nikmati karya seni immersive hingga resep taco ala Chef WillGoz

Baca juga: Ada lukisan seniman Yogyakarta dan klepon di Museum Shanghai

Baca juga: Seni dan kuliner Indonesia warnai Pesta Rakyat KBRI Stockholm

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022