Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan lebih menggalakkan pengembangan produk pangan non-beras untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat pada beras guna mendukung ketahanan pangan nasional. Menteri Pertanian Anton Apriyantono usai Rapat Koordinasi Pangan 2006 di Jakarta, Senin, menyatakan potensi komoditas pangan non-beras di tanah air sebenarnya sangat besar dan beraneka ragam tersebar di berbagai daerah namun pemanfaatannya sebagai pangan pokok tergeser oleh beras. "Sumber pangan sebagai kebutuhan pokok tidak hanya beras dan ketergantungan terhadap satu komoditas pangan bisa berdampak tidak baik yakni rentannya rentetan masalah sosial dan ekonomi," katanya ketika menjelaskan hasil Rakor Pangan yang berlangsung di kantor Departemen Pertanian itu. Rakor yang berlangsung dari pukul 14.00-16.30 WIB itu dihadiri pula Menteri Kehutanan MS Kaban, Menteri Dalam Negeri, Moh. Ma`ruf, Kabulog Wijanarko Puspoyo serta Meneg Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Suryadarma Ali maupun perwakilan sejumlah instansi yang terkait dengan ketahanan pangan. Mentan menyayangkan masih banyaknya penilaian bahwa masyarakat yang mengkonsumsi pangan non-beras, misalnya singkong atau gaplek dianggap hina padahal mereka justru melaksanakan penganekaragaman atau diversikasi pangan. "Diversifikasi pangan itu tidak hina. Mereka justru bisa mengatasi ketergantungan diri dari satu jenis bahan pangan," katanya. Anton menyatakan, upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional bertumpu pada sumberdaya pangan lokal, kondisi sosial ekonomi dan budaha setempat serta kemampuan produksi yang mengandung keragaman antar daerah. Sementara itu Menteri Kehutanan MS Kaban menyatakan, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional terutama dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap beras Departemen Kehutanan akan memanfaatkan areal Perhutani untuk dimanfaatkan pula sebagai lahan pertanian. Areal tersebut, tambahnya, nantinya dapat digunakan untuk menanam komoditas pangan seperti jagung ataupun umbi-umbian dengan sistem tumpang sari dengan tanaman keras yang telah diusahakan PT Perhutani.(*) "Saat ini produktivitas pangan kita rendah oleh karena itu melalui tumpang sari ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan," katanya. Hingga 2009 pemerintah merencanakan mewujudkan lahan abadi untuk pertanian seluas 15 juta hektar serta memanfaatkan lahan terlantar seluas 9,7 juta ha menjadi lahan pertanian produktif.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006