Jakarta (ANTARA/JACX) - Vaksin COVID-19, dalam sebuah narasi yang dibagikan di Twitter pada 7 Agustus 2022, disebut memiliki kandungan logam.

Adanya logam pada vaksin COVID-19 juga disebut menjadi alasan Pemerintah Jepang menghentikan vaksinasi bagi rakyatnya.

Cuitan di Twitter oleh pengguna akun @dinagustavsson itu sudah disukai 556 pengguna Twitter dan dibagikan ulang hingga 278 kali. 

Namun, benarkah vaksin COVID-19 mengandung logam?
 
Penjelasan:
Vaksin COVID-19 terdiri dari empat bahan kandungan, sebagaimana dilansir dari covid19.go.id

Kandungan utama dari vaksin adalah mRNA. Kandungan yang kedua adalah bahan pembantu atau "adjuvant" yang terdiri dari garam aluminium. 

Kandungan ketiga yakni bahan pelarut yang terdiri dari natrium klorida yang biasa digunakan untuk cairan infus. Selanjutnya, kandungan yang keempat adalah bahan "stabilizers" yang terdiri dari gula (sukrosa dan laktosa) dan protein (albumin dan gelatin).

Tidak ada logam dalam daftar tersebut. Sehingga, narasi tentang kandungan logam dalam vaksin dipastikan hoaks.

Sementara terkait penghentian vaksinasi, Pemerintah Jepang tercatat tidak pernah mengambil kebijakan tersebut.

Faktanya, Jepang hanya menghentikan penggunaan 2,6 juta dosis vaksin Moderna pada 2021, lantaran ditemukan kontaminasi baja di beberapa lot vaksin asal Amerika Serikat itu, dilansir dari Detik.

Namun, Jepang masih menggunakan vaksin lainnya, layaknya Pfizer dan AstraZeneca.

Bahkan, mengacu laporan ANTARA, Jepang saat ini sedang mempertimbangkan pemberian dosis ke-4 vaksin COVID-19 pada akhir 2022.

Klaim: Vaksin COVID-19 mengandung logam
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Kementerian Kesehatan Jepang serukan penolakan vaksin COVID-19 dosis keempat

Baca juga: Jepang akan majukan waktu pemberian 'booster' vaksin COVID-19

Baca juga: Jepang beri kompensasi pertama kematian akibat vaksin COVID

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022