Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendominasi wilayah Indonesia pada 15-24 Agustus 2022.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin, mengatakan karhutla menjadi bencana dominan dalam dua pekan berturut-turut.

"Artinya tren kering di beberapa tempat yang memicu kebakaran hutan dan lahan perlu sangat-sangat kita waspadai," ujar Abdul.

Selain 16 kejadian karhutla, bencana hidrometeorologi lainnya yang terjadi yakni banjir sembilan kali, cuaca ekstrem sembilan kali, dan tanah longsor dua kali. Dalam sepekan ini tercatat telah terjadi 36 kejadian bencana.

Baca juga: 90 titik panas terdeteksi di wilayah Kalimantan Timur

Baca juga: Merawat dan memuliakan gambut


Dari distribusi wilayah yang terjadi karhutla di antaranya pesisir barat Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan, kemudian di Rokan Hulu, Riau, di Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan, dan juga ada beberapa tempat di Jawa Timur.

"Di Jawa Timur bukan daerah gambut, tetapi mungkin karena kekeringan yang cukup bisa memicu kebakaran hutan dan lahan ini juga sempat terjadi dua kali di Mojokerto dan Situbondo," ujar Abdul.

BNPB menyediakan dan menyiagakan lebih kurang 20 helikopter, baik itu helikopter patroli survelians maupun helikopter water bombing untuk bisa memadamkan jika terjadi kebakaran hutan. Sejumlah titik panas yang sudah berkembang cukup banyak, tetapi sejauh ini masih cukup terkendali, kata Abdul.*

Baca juga: Balai Taman Nasional Sebangau optimalkan peran MPA cegah karhutla

Baca juga: Menyusun standardisasi penanganan karhutla

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022