Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerapkan strategi atau konsep kolaborasi yang melibatkan akademi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media atau pentahelix dalam upaya pencegahan terorisme di Indonesia, kata Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar.

"BNPT menggandeng semua kalangan melalui konsep pentahelix​​​​​​​, termasuk BUMN seperti Bank Mandiri," kata Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Boy mengatakan hal itu usai pihaknya dan Bank Mandiri membahas rencana kerja sama penanggulangan terorisme di Indonesia melalui dukungan pengembangan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau WARUNG NKRI.

WARUNG NKRI merupakan program resmi yang digagas BNPT untuk menumbuhkan rasa cinta pada Tanah Air atau nasionalisme oleh setiap individu.

"Kami bikin program WARUNG dengan ada ornamen merah putih dan obrolan-obrolan tentang kebangsaan," tambah Boy.

Baca juga: BNPT ajak LDII berpartisipasi pada Program Warung NKRI

Menurut dia, obrolan tentang kebangsaan secara otomatis akan menangkal radikalisme dan terorisme. Upaya menangkal radikalisme melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pihak swasta, dan masyarakat luas.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan dukungannya kepada BNPT dalam upaya melawan terorisme. Dorongan itu juga dilatarbelakangi bahwa ideologi radikal terorisme rentan menyerang berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, seluruh pihak harus berkontribusi dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, katanya.

"Program ini in line dengan kami, satu sisi untuk mencegah paham-paham radikal dan juga untuk menggerakkan ekonomi," ujar Darmawan.

Kerja sama dalam bentuk formal antara BNPT dan Bank Mandiri itu akan diwujudkan melalui perjanjian yang ditandatangani dalam waktu dekat.

Baca juga: Kepala BNPT: KTN strategi "pentahelix" penanggulangan terorisme
Baca juga: BNPT nilai program Warung NKRI mampu cegah bahaya radikalisme

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022