Lombok Utara, NTB (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengoptimalkan posyandu keluarga untuk menurunkan angka stunting atau kekerdilan pada anak di wilayah itu.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, di Lombok Utara, Selasa, menekankan pentingnya kualitas pelaksanaan posyandu keluarga di setiap dusun guna menurunkan angka stunting.

"Jadi, penting sekali kualitas pelaksanaan posyandu keluarga ini. Bagaimana kader bersama dengan pendamping keluarga benar-benar meyakinkan bahwa protein hewani diberikan kepada sasaran stunting. Harus diintervensi betul pada 4 bulan terakhir," ujarnya saat meninjau Posyandu Keluarga Apel I, Apel II, dan Nangka I di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Baca juga: NTB kembangkan empat strategi atasi stunting

Ia mengingatkan para kader dan orang tua agar selalu memperhatikan makanan anak-anaknya.

"Untuk para kader dan orang tua, tolong diperhatikan anak-anak jangan banyak makan snack dan permen. Harus diajarkan makan sayur dan buah. Jajanan itu hanya tambahan, yang utama sayur, buah, protein, dan mineral. Untuk remaja juga harus diingatkan sarapan sebelum sekolah dan diberikan tablet tambah darah," ujarnya.

Selain itu, Sitti juga menyampaikan bahwa stunting bukanlah aib, sehingga mereka tidak perlu malu, karena stunting pada prinsipnya sama dengan penyakit lain yang bisa disembuhkan.

"Ibu-ibu tidak perlu malu kalau anaknya stunting, karena sama dengan penyakit lain. Hal ini bisa disembuhkan, bisa diatasi dan dilakukan perbaikan gizi serta diperhatikan lingkungannya," ucap Sitti.

Baca juga: Kemendagri dorong NTB percepat penanganan stunting

Namun, lanjut dia, stunting juga tidak boleh disepelekan, tidak boleh di anggap enteng. Karena stunting dapat mengganggu pertumbuhan anak, penderita stunting juga rentan terhadap penyakit hingga memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

"Kita mau anak-anak kita jadi dokter, jadi ulama, jadi abdi negara. Untuk itu, ayo, jangan sampai anak-anak kita stunting, kalau ada yang stunting, langsung cukupi asupan gizinya," kata dia.

Wagub NTB mengapresiasi menurunnya angka stunting di tiga posyandu keluarga Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara.

Data stunting terakhir pada bulan Agustus 2022 di tiga posyandu keluarga tersebut tercatat sebanyak 77 anak dari yang sebelumnya sebanyak 100 anak.

Baca juga: Gubernur: NTB berkomitmen turunkan angka stunting

"Progresnya sudah bagus dan luar biasa dari Februari sampai Juli 2022 sudah kelihatan progresnya. Sasaran yang belum dapat harus dicari sampai dapat, jika perlu didatangi rumahnya," kata Sitti.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022