Jakarta (ANTARA) - Dinamika percepatan pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 berbeda dalam perkembangannya antara satu daerah dengan lainnya. Bagi Lumajang, salah satu perbedaan terbesar adalah terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 yang menyebabkan kerusakan infrastuktur jalan, tersendatnya aktivitas ekonomi, dan memakan korban jiwa. Kolaborasi pentahelix pun menjadi strategi pemulihan ekonomi paska bencana yang dapat membantu percepatan roda perputaran ekonomi Lumajang. Hal ini mendorong Aurum Group Indonesia, sebagai pelaku usaha yang bergerak di bidang konsultan bisnis dan manajemen, untuk berperan aktif bagi pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Hadir meresmikan Jembatan Kajar Kuning pada 19 Agustus 2022, yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dan Founder & CEO Aurum Group Indonesia Cylvie Nuraini, beserta jajaran dari Kabupaten Lumajang antara lain Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR), Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPAEDA), Polsek Candipuro, serta perangkat daerah setempat. Jembatan Kajar Kuning merupakan akses jalan krusial bagi warga Lumajang, yang menghubungkan antara Lumajang dan kota Malang, melalui desa Sumber Wuluh di kecamatan Candipuro.

Gubernur Jawa Timur Khofifah menyatakan, “Kami memberikan apresiasi atas sinergi pentahelix bagi terwujudnya pembangunan jembatan Kajar Kuning, dengan melibatkan dukungan konkret pelaku usaha, dalam hal ini Aurum Group Indonesia, yang berkolaborasi dengan Bupati Lumajang, Dinas PUPR, serta instasi terkait lainnya. Dengan beroperasinya jembatan ini, mobilisasi ekonomi masyarakat dan konektivitas sosial semakin dapat digiatkan kembali.”

Bupati Thoriqul menyampaikan, “Jembatan Kajar Kuning dipersembahkan bagi seluruh lapisan masyarakat Lumajang agar semakin berdaya, produktif, dan nyaman dalam melintasi jembatan vital ini. Kami berterima kasih kepada Pemprov Jatim dan juga Aurum Group Indonesia atas terwujudnya pembangunan jembatan ini, yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi aktivitas ekonomi keseharian masyarakat, terutama bagi yang terimbas akibat erupsi Gunung Semeru.”

Penandatanganan serah terima jembatan yang telah selesai dilaksanakan oleh Aurum Group Indonesia sebagai bagian dari program CSR, kepada Dinas PUPR Lumajang pada 18 Agustus 2022. Tampak dalam gambar, Bupati Lumajang Thariqul Haq menandatangani berita acara serah terima bantuan pembangunan jembatan Kajar Kuning di Lumajang.

Founder & CEO Aurum Group Indonesia, Cylvie Nuraini mengungkapkan, “Kami berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan bersyukur dapat mendukung Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam pembangunan kembali jembatan Kajar Kuning, sebagai bagian dari program CSR kami. Kami pun mendukung pemulihan ekonomi paska erupsi Gunung Semeru di tengah pandemi Covid-19 melalui penguatan UMKM dan tim penggerak PKK. Kami percaya bahwa infrastruktur yang memadai dikombinasikan dengan sumber daya manusia yang mumpuni merupakan dua faktor utama kemajuan ekonomi suatu wilayah.”

Jembatan Kajar Kuning hancur akibat erupsi Gunung Semeru, dan terkikis akibat lahar dingin yang melintasi sungai di bawahnya. Akibatnya, selama berbulan-bulan mobilitas tersendat dan warga harus melewati alternatif jalan lain yang tidak memadai. Jembatan Kajar Kuning dibangun kembali dengan ukuran 7m x 10m.

Peninjauan Jembatan Kajar Kuning pada Jum’at pagi, 19 Agustus 2022, tampak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri), Bupati Lumajang Thoriqul Haq (tengah) dan Founder & CEO Aurum Group Cylvie Nuraini (kanan) beserta instansi terkait siap membuka operasionalisasi jembatan bagi masyarakat luas.

Kegiatan ini, bersama dengan program penguatan UMKM melalui program Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar yang diselenggarakan hari ini di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang, merupakan rangkaian program CSR dari Aurum Group Indonesia, bekerjasama dengan Tim Penggerak Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar juga berkolaborasi dengan SA Partners yang didukung penuh oleh FKS Group. “Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konsultan manajemen dan bisnis, misi sosial kami adalah turut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia, yang dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan masyarakat.” kata Cylvie.

Penguatan UMKM bersama TP PKK

Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar berlangsung di Pendopo Arya Wiraraja, mengikutsertakan 15 stan yang menjajakan berbagai produk makanan dan minuman, batik, serta aneka produk UMKM. Kegiatan yang berlangsung sejak pagi dan terbuka bagi masyarakat umum diinagurasi oleh Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak, bersama Ketua TP PKK Lumajang Musfarinah Thoriq, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar, dan Founder & CEO Aurum Group Indonesia Cylvie Nuraini.

Berbagai produk UMKM dipasarkan di alun-alun Lumajang, termasuk Sego Kelor yang didaulat sebagai makanan khas Lumajang, dan lauk pendamping bergizi seperti tempe yang padat gizi, mudah didapat, dan harga terjangkau.

Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak dalam sambutannya memberikan semangat, “Kegiatan Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar yang berlangsung hari ini di Lumajang mencakup aspek-aspek dari sepuluh tugas pokok PKK, seperti Pangan, Pendidikan dan Ketrampilan, Kesehatan, dan Perencanaan Sehat. Kami memberikan apresiasi kepada Ibu Bupati Lumajang selaku Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang yang telah menyelenggarakan kegiatan ini bagi masyarakat, dengan dukungan pihak swasta Aurum Group Indonesia, SA Partners, dan FKS Group. Informasi yang disampaikan pada kesempatan ini sangat bermanfaat, terutama terkait perbaikan gizi, yang dapat dikembangkan dari makanan khas Lumajang berupa Sego Kelor dan tempe sebagai salah satu lauk utamanya.”

Penyuluhan ini diharapkan juga dapat menjawab salah satu tantangan nasional tingginya angka stunting dan gizi buruk di Jawa Timur, sebesar 23,5% di tingkat provinsi dan 30,1% di Lumajang. Arumi menambahkan, “Kita diingatkan kembali bahwa untuk memperbaiki gizi buruk dan menurunkan angka stunting, dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan tidak neko-neko, yaitu dengan menghidangkan tempe di rumah. Tempe sangat bergizi, mudah didapat, harga terjangkau, pengolahannya bisa bervariasi, dan para ibu pun pasti sudah akrab dengan memasak tempe yang telah turun-menurun diestafetkan dari generasi sebelumnya.”

Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang Musfarinah Thoriq memberikan inspirasi di depan 80 ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM, “Kita memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan berbagai kegiatan bermanfaat bagi ibu-ibu PKK dan juga tentunya bagi masyarakat Lumajang. Dengan gotong-royong, saya percaya kita bisa mengatasi berbagai tantangan dan fokus mencapai tujuan sesuai 10 tugas pokok PKK yang telah dicanangkan, termasuk dalam penanggulangan stunting dan gizi buruk. Bagi perwakilan UMKM yang hadir di sini, diharapkan penyuluhan tempe dari pakarnya, dan demo masak pembuatan jajanan pasar oleh Chef profesional, dapat memberikan ide kreatif untuk mengembangkan usaha di bidang kuliner, yang tentunya jika berhasil naik kelas, akan meningkatkan kesejahteraan dan pada akhirnya mendongkrak sektor pariwisata Kabupaten Lumajang.”

Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak (tengah) didampingi Ketua TP Lumajang Musfarinah Thoriq (kelima dari kiri), Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar (keempat dari kiri), Founder & CEO Aurum Group Cylvie Nuraini (paling kiri), Co-founder SA Partners Riana Kusumaningsari (ketiga dari kanan), Pendiri Indonesian Tempe Movement Wida Winarno PhD (c) (keempat dari kanan), serta perwakilan dari FKS Group dan Chef Remi (paling kanan).

Potensi sektor pariwisata Lumajang sangat besar, apalagi jika ditunjang oleh sektor UMKM yang semakin kuat, dengan produk kuliner khas Lumajang dan kreativitas produk-produk lokalnya. Saat ini makanan yang sedang menjadi fokus usaha adalah Sego Kelor, dimana selain kandungan gizinya yang baik, daun kelor juga memiliki cita rasa yang khas. “Di setiap kesempatan, seperti saat ini, kita jamu para tamu dan undangan dengan Sego Kelor. Lauknya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah tempe,” ujar Ibu Musfarinah.

Melalui penyuluhan yang dikemas dalam bentuk talkshow bersama Pendiri Indonesian Tempe Movement, Wida Winarno, PhD(c), peserta diajarkan cara membuat tempe yang baik dan bersih, yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Dalam penyuluhan yang dimoderatori oleh Riana Kusumaningsari, Co-founder SA Partners, Wida menggarisbawahi fakta menarik seputar tempe berdasarkan riset mendalam.

Tempe memiliki kandungan gizi baik yang setara dengan daging sapi, ditambah lagi dengan kelebihan lainnya yang dapat dikonsumsi ibu-ibu serta batita, terang Wida Winarno, PhD (c), dalam diskusi dengan peserta TP PKK dan pelaku UMKM, dimoderatori Co-founder SA Partners Riana Kusumaningsari (kanan).

Tempe merupakan makanan khas tradisional di Indonesia yang memiliki khasiat luar biasa, utamanya fermentasi tempe mengandung kadar protein dan B12 yang tinggi, rendah lemak, tidak mengadung lemak jenuh dan kolesterol, serta yang belum banyak diketahui, kandungan gizi tempe setara dengan daging sapi. Fakta ini penting untuk diketahui bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, karena dengan harga yang jauh lebih murah atau hanya sekitar 4% dibanding harga daging sapi, tempe dapat memberikan nutrisi yang hampir sama.

Bagi para ibu-ibu tim penggerak PKK, penting untuk disosialisasikan ke komunitas ibu-ibu yang lebih luas, bahwa tempe pun kaya akan zat gizi makro dan mikro yang baik sebagai MPASI. Kandungan terbaik bagi bayi dalam tempe termasuk isoflavone, para-probiotik, protein, kalsium, zat besi, vitamin B12, dan folat. Zat-zat ini bermanfaat untuk sistem pencernaan, organ-organ metabolisme, perkembangan kognitif dan komposisi tubuh, serta pematangan sistem kekebalan tubuh. Bagi dewasa, tempe pun memberikan kebermanfaatan untuk membantu mencegah kanker, mengatasi sindrom manopouse, dan menjaga kesehatan usus untuk setiap tahap kehidupan dari bayi hingga lansia, termasuk bagi vegan.

Dilihat dari sisi keberlanjutan dan keramahan lingkungan, energi pengiriman protein pada tempe 4x lebih efisien atau hanya 10% dibandingkan sumber protein daging sapi. Dari sisi efek rumah kaca, tingkat efisiensi pendistribusian protein 22x lebih ramah lingkungan atau hanya 20% emisi C02 dibandingkan daging sapi.

Ide kreasi jajanan pasar oleh Chef Remi dalam semangat memperkuat UMKM di Lumajang

“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur dan juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lumajang dalam acara Penyuluhan Tempe dan Festival Jajanan Pasar bagi para anggota dan pelaku UMKM. Kami percaya bahwa salah satu kunci keberhasilan pergerakan ekonomi adalah keaktifan UMKM untuk terus belajar, berkembang, berinovasi, menangkap peluang baru, dan meluaskan pasar.” ujar Cylvie di akhir kegiatan, yang ditutup dengan demo masak jajanan pasar oleh Chef Remi.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022