Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan, kegiatan lomba fashion show batik Sasambo (sasak, samawa, mbojo) mengangkat budaya dan kearifan lokal sekaligus mengenalkan hasil kreativitas para perajin di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat itu.

"Kegiatan ini juga bisa memotivasi perajin untuk terus berinovasi, berkreasi dan berkarya dari berbagai kekayaan seni, budaya, dan kearifan lokal daerah ini," katanya seusai membuka kegiatan lomba "Fashion Show Sasambo Harum" di Jalan Pejanggik Kota Mataram, Kamis.

Baca juga: NTB Patenkan Batik Sasambo

Lomba "Fashion Show Sasambo Harum" yang dikemas menjadi "fashion show on the street" di Jalan Pejanggik itu, melibatkan 51 peserta dari perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) se-Kota Mataram, yang sebelumnya dimeriahkan dengan penampilan pimpinan OPD masing-masing bersama pasangannya (suami/istri), termasuk Wali Kota Mataram bersama istrinya.

Guna memotivasi para perajin Sasambo yang merupakan gabungan tiga nama suku di Nusa Tenggara Barat, wali kota akan membuat kebijakan pejabat dan ASN di Kota Mataram diharuskan menggunakan batik Sasambo setiap hari Kamis.

Baca juga: Batik Giriloyo punya fans mulai dari Jakarta sampai luar Jawa

"Seragam kita hari Kamis memang bertemakan batik, tapi minimal sekali atau dua kali hari Kamis kita gunakan batik Sasambo," katanya.

Melalui kebijakan itu, diharapkan para perajin bisa lebih berinovasi menciptakan desain-desain batik khas yang menjadi ikon kearifan lokal khusus untuk Kota Mataram.

Baca juga: Natalia Yaya akan gelar fashion show Batik Madura di AS

Pasalnya, Kota Mataram saat ini sudah banyak memiliki ikon-ikon kearifan lokal yang bisa menjadi ide untuk dituangkan dalam sebuah seni lukis batik Sasambo.

"Kita punya ikon Gapura Taman Sangkareang, Gapura Tembolak, dan Tugu Mentaram atau Tugu Mutiara," katanya.

Baca juga: Jawa Timur gelar "fashion show" batik di pinggir pantai Banyuwangi

Setelah pejabat dan ASN, lanjut wali kota, pihaknya ingin batik Sasambo digunakan pada kalangan pendidikan, baik itu guru maupun siswa yang disesuaikan dengan identitas masing-masing sekolah.

"Dengan demikian produksi Sasambo di Mataram akan meningkat, begitu juga dengan kualitasnya, sehingga siap bersaing dengan batik-batik lainnya dari berbagai daerah," ujarnya.

Baca juga: Baznas pamerkan kain tradisional karya penerima zakat

Sementara di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusup S.Pd, menyatakan, pihaknya siap melaksanakan apa yang menjadi kebijakan pemerintah daerah.

"Untuk tahap pertama, mungkin kita mulai dari jajaran ASN di Dinas Pendidikan, dan guru. Untuk siswa kami segera koordinasikan," katanya.

Baca juga: Ratusan remaja Cimahi ikuti "fashion show" batik
 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022