Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan pemangku kepentingan agar percepatan vaksinasi dilakukan secara terukur dan tepat sasaran untuk meningkatkan imunitas serta mengantisipasi penurunan antibodi masyarakat enam bulan mendatang.

"Perkiraan penurunan kadar antibodi masyarakat harus diantisipasi dengan langkah yang tepat, sehingga kita terhindar dari ledakan kasus COVID-19," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Usai evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Menteri Kesehatan mengungkapkan pemerintah berencana melakukan vaksinasi terhadap anak usia di bawah enam tahun, dan kelompok rentan termasuk lansia serta penderita penyakit bawaan.

Langkah itu diambil dikarenakan ada potensi penurunan antibodi pada enam bulan ke depan. Rencana itu dinilai penting meskipun kondisi saat ini tingkat antibodi masyarakat terhadap COVID-19 cukup tinggi yaitu 98,5 persen sudah memiliki kadar proteksi 2.000 U/ml.

Data Kementerian Kesehatan per 18 Agustus 2022 mencatat jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis pertama 86,53 persen dari total target, dosis kedua 72,69 persen, vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) 25,14 persen dan vaksinasi dosis keempat 18,54 persen.

Baca juga: Menko Airlangga pacu percepatan vaksinasi lewat fasilitas kesehatan

Baca juga: Anggota DPR: Percepatan vaksinasi COVID-19 butuh dukungan semua pihak


Menurut Lestari, kondisi tersebut harus diantisipasi dengan sejumlah kebijakan yang benar-benar terkoordinasi antar-instansi dan kementerian.

Sebab, jangan sampai perkiraan potensi penurunan kadar antibodi masyarakat malah direspons dengan pelonggaran kebijakan, misalnya, penyelenggaraan pendidikan.

Perencanaan vaksinasi terhadap kelompok-kelompok rentan harus betul-betul matang sehingga mampu dilaksanakan sesuai jadwal dan tepat sasaran.

Tren peningkatan kasus positif COVID-19 harus diwaspadai dan direspons dengan sejumlah langkah pencegahan dalam bentuk penguatan pelaksanaan protokol kesehatan.

"Vaksinasi bagi anak dan remaja usia sekolah harus mendapat perhatian serius," tegas dia.

Apalagi, saat ini sejumlah lembaga pendidikan mulai menyelenggarakan proses belajar tatap muka.

Para pemangku kepentingan harus mengkoordinasikan sejumlah kebijakan dengan baik agar upaya meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat terhadap COVID-19 berhasil sesuai rencana.

Untuk jangka panjang ia menyarankan upaya penanaman norma baru dalam keseharian masyarakat harus dilakukan terutama menghadapi dampak pandemi COVID-19.

"Pola hidup sehat dan kebersihan lingkungan harus menjadi standar dalam menjalani kehidupan bermasyarakat," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022