New York City (ANTARA) - Insiden pembunuhan dan kekerasan dengan senjata api meningkat di seluruh wilayah Amerika Serikat, sementara petugas polisi yang kelelahan akibat pandemi dan kecewa atas seruan untuk berhenti dari kepolisian memutuskan untuk mengundurkan diri atau pensiun lebih awal sebelum pengganti mereka direkrut, menurut laporan terbaru dari kantor berita Associated Press.

"Banyak departemen berebut untuk merekrut di pasar tenaga kerja yang ketat dan juga memikirkan kembali layanan apa yang dapat mereka berikan dan peran apa yang harus dimainkan polisi di komunitas mereka," sebut laporan itu.

"Banyak (departemen) menugaskan petugas veteran untuk berpatroli, memecah tim khusus yang telah dibentuk selama puluhan tahun demi menangani panggilan 911."

"Kami mendapat lebih banyak panggilan untuk bertugas, sementara jumlah petugas yang bisa menjawabnya semakin sedikit," kata Juru Bicara Kepolisian Philadelphia Eric Gripp, yang departemennya telah merotasi karyawan dari unit khusus untuk tugas-tugas singkat demi meningkatkan patroli, seperti dikutip dalam laporan tersebut.

"Ini bukan hanya masalah di Philadelphia. Departemen di berbagai daerah mencatat penurunan dan perekrutan menjadi sulit untuk dilakukan," katanya.

Los Angeles, yang mencatat penurunan sebanyak lebih dari 650 petugas jika dibandingkan dengan jumlah staf sebelum pandemi, telah menutup unit penyiksaan hewan dan mengurangi jumlah anggota unit perdagangan manusia, narkotika, dan detail senjata, serta mengurangi tim penjangkauan tunawisma hingga 80 persen, menurut laporan itu.

Fenomena ini mengikuti tren nasional, yaitu di saat tindak kejahatan nonkekerasan menurun selama pandemi, tingkat pembunuhan naik hampir 30 persen pada 2020 dan tingkat insiden penyerangan naik 10 persen, menurut laporan tersebut mengutip Brennan Center for Justice.

Sumber: Xinhua


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022