di antara debu-debu itu kucing itu terlempar
Jakarta (ANTARA) - Warga eks Bukit Duri korban penggusuran proyek normalisasi Sungai Ciliwung, menggagas ​​​patung kucing Libi
di Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur. 

"Patung kucing ini digagas karena waktu pas penggusuran, saya melihat di atas Sanggar Ciliwung yang dihancurkan itu, ada satu ekor kucing bernama Libi," kata tokoh masyarakat Bukit Duri Romo Sandiawan di Jakarta, Kamis.

Sandiawan menambahkan, kucing Libi merupakan peliharaan anak-anak Sanggar Ciliwung. Ketika terjadi penggusuran permukiman warga di Bukit Duri, kucing tersebut juga ikut terdampak.

"Beko itu menghancurkan pucuk dari sanggar itu, di antara debu-debu itu kucing itu terlempar," ujar Sandiawan.

Dia mengira kucing tersebut akan mati setelah bangunan Sanggar Ciliwung tersebut dihancurkan menggunakan alat berat, tetapi terjadi keajaiban bahwa kucing itu masih hidup.

Baca juga: Anies bangun Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung

"Kami menduga, kucing itu akan segera mati, tapi keesokan harinya, anak-anak melaporkan bahwa kucing itu sedang duduk terisak-isak di lokasi sanggar yang sudah hancur itu," kata Sandiawan.

Sandiawan mengatakan kucing Libi selalu berada di puing-puing bangunan Sanggar Ciliwung yang hancur tersebut.

"Setiap jam 15.00 WIB, kucing itu selalu tidur di lokasi itu, atau reruntuhan itu," kata dia.

Cerita kucing Libi itulah yang menjadi inspirasi hingga dijadikan simbol kesetiaan dan perjuangan warga Bukit Duri korban penggusuran permukiman.

"Kucing bernama Libi ini kami jadikan simbol perjuangan, kesetiaan dan persistensi warga yang rindu sekali akan tempat tinggal yang manusiawi yang penuh gotong royong, inilah patung kucing Libi," ujar Sandiawan.

Baca juga: Anies pastikan pengelolaan Kampung Susun Cakung diserahkan ke warga

Sandiawan menambahkan, patung kucing Libi dibuat oleh pengembang Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur, bagi warga yang direlokasi dari Bukit Duri.

Anies mengatakan kampung susun yang menelan anggaran Rp52 miliar itu dibangun selama kurang lebih 10 bulan dengan mengusung desain yang mengambil hikmah dari perjalanan pandemi COVID-19.

"Rumah dirancang untuk bisa menjadi rumah produktif dan ini pula yang menjadi penamaannya, Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung," kata Anies. 

Terdapat 75 unit kamar di Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung.

Baca juga: Anies resmikan pembangunan Kampung Cakung untuk warga Bukit Duri

Kamar hunian Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung memiliki desain mezanin yang dapat dimanfaatkan warga yang tinggal.

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022