Moskow (ANTARA News) - Dialog Rusia dan Dunia Islam di Moskow 27 -28 Maret 2006 ditutup dengan sebuat komunike bersama yang diselingi jumpa pers dengan puluhan wartawan elektronik dan cetak. Pimpinan Sidang, EM Primakov, mantan PM Rusia, dalam jumpa pers di oskow, Selasa, mengatakan bahwa salah satu isi komunike itu adalah terorisme dan kemungkinan kerja sama antara Rusia dan Dunia Islam, di berbagai bidang seperti ekonomi, keamanan, Iptek dan Budaya. Dalam Komunike itu dikatakan bahwa terorisme tidak boleh diasosiasikan dengan agama apapun. "Tidak ada agama besar yang mendukung kekerasan, membunuh penduduk yang tidak berdosa dan perang. Semua mereka menyembah Tuhan, toleransi dan saling memahami". Isi lain komunike adalah menciptakan kesepahaman dan empati antar sesama dunia Islam. Komunike juga menyatakan menghargai nilai-nilai unik yang sudah menjadi indentitas bagi setiap individu dalam sebuah peradaban. Wakil dari Indonesia Dr Din Syamsuddin ketika menjawab pertanyaan pers di forum tersebut mengatakan kaum muslim mengecam semua aksi terorisme. "Termasuk terorisme yang dilakukan oleh negara atas negara lain," katanya. Dia menambahkan, kaum muslimin termasuk korban dari aksi teror tersebut dan seperti ada skenario global yang ingin menghancurkan Islam. Karena itu, Din menyatakan Indonesia sangat mendukung dialog antara Rusia dan Dunia Muslim untuk menciptakan kekuatan baru dan sekaligus penyeimbang dari kekuatan besar yang ada. Pertemuan pertama itu dihadiri oleh 17 tokoh muslim dari 17 negara Islam termasuk wakil dari Liga Islam se-Dunia. Tokoh yang hadir diantaranya dari Iran, Pakistan, Kuwait, Jordania, Bangladesh, Uni Emirat Arab, sementara dari Arab Saudi diwakili oleh Dubesnya di Moskow. Menjawab pertanyaan apakah Rusia tidak khawatir kemungkinan Amerika Serikat (AS) marah terhadap Rusia karena telah memprakarsai pertemuan dengan dunia Islam, Primakov mengatakan, Amerika boleh saja marah, tetapi forum itu adalah forum Rusia dan Dunia Islam. Amerika Serikat juga bisa membuat forum sama jika menginginkannya. Ketika menjawab ANTARA apa keuntungan yang didapat Rusia dari sisi politik dan ekonomi atas pertemuan tersebut, Primakov mengatakan bahwa Rusia tidak melihat dari sisi itu tetapi bagaimana menciptakan kebaikan dan manfaat bagi sesama umat manusia. "Rusia tidak mengambil keuntungan tertentu dari pertemuan ini," katanya dan menambahkan bahwa Rusia peduli pada peradaban dunia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006