Makassar (ANTARA) - Kabupaten Luwu dan Luwu Utara menjadi penyumbang terbesar kerusakan mangrove di wilayah Sulawesi Selatan.

"Kondisi mangrove dengan total luas 45,46 ribu hektare dibagi tiga yakni baik, sedang dan rusak. Yang rusak ini terbanyak di Kabupaten Luwu dan Lutra," kata Kabid Pengelolaan dan Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Dr Siti Masniah Jabir di Makassar, Sabtu.

Berdasarkan data mangrove 24 kabupaten/kota di Sulsel pada 2021, luas mangrove tercatat 45.464,5 ha. Dari luas lahan mangrove tersebut, sebanyak 22.550,9 ha dalam kondisi rusak.

Sementara dari jumlah mangrove yang rusak itu, Kabupaten Luwu menyumbang kerusakan mangrove seluas 7.771,75 ha dan Luwu Utara seluas 6.429 ha.

Baca juga: KLHK harapkan kontribusi sektor kehutanan kurangi emisi gas rumah kaca

Baca juga: Komunitas MCC minta pemerintah tangani mangrove mati di Teluk Ambon


Menurut Masniah, kerusakan mangrove tersebut, salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan menjadi wilayah pertambakan.

Hal itu dibenarkan oleh Akademisi dari Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin Prof Dr Yusran Yusuf.

Dia mengatakan, pengalihfungsian lahan ini menjadi kendala terbesar di lapangan, disamping persoalan terkait faktor cuaca.*

Baca juga: Polda tanam 77 ribu pohon dalam Program Aceh Hijau

Baca juga: Penggiat tanam 2.000 mangrove di Makassar via Program Hutan Merdeka IV

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022