....bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan
Jakarta (ANTARA) - Dokter mengatakan gangguan pada kanal carpal ditandai mati rasa atau kesemutan pada ibu jari yang dapat juga disertai rasa tersayat, tertusuk, terbakar pada jari telunjuk dan tengah serta setengah atau seluruh jari manis.

Menurut dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery di Orthopedic Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr Oryza Satria, Sp.OT (K), kanal carpal berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis.

"Meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan," catat dia melalui keterangan tertulisnya, Minggu.

Secara umum, gejala akibat masalah pada kanal carpal yang mengarah Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terbagi menjadi tiga tahapan. Pada tahap awal, pasien akan sering terbangun di malam hari karena merasa kebas, kesemutan, tersayat, terbakar, dan rasa ‘penuh’ atau bengkak pada tangan.

Baca juga: Sindrom lorong karpal intai para pekerja WFH

"Padahal enggak ada pembengkakan. Biasanya rasa nyeri akan hilang setelah mengibaskan tangan," kata Oryza.

Pada tahap kedua, rasa kebas atau kesemutan muncul pada siang hari atau sepanjang hari, terutama saat melakukan aktivitas yang melibatkan pergelangan tangan. Pada tahap ini, kekuatan tangan dapat berkurang sehingga benda yang sedang dipegang bisa terjatuh.

Jika terus berlanjut, pasien akan mengalami rasa kebas yang menetap dan ibu jari menjadi lemah akibat menipisnya jaringan otot (athrophy).

Oryza menyarankan mereka dengan gejala awal seperti yang sudah segera berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery.

Menurut dia, CTS yang telah mencapai tingkat lanjut memerlukan penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama. Hasil dari tindakan nantinya juga lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi.

Dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS.

Baca juga: Terlalu lama "chatting" waspadai sindrom "smartphone pinky"

Oryza menyebutkan, penyebab CTS salah satunya peningkatan tekanan dari dalam kanal karpal yang disebabkan karena perubahan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Misalnya pada ibu hamil, wanita yang menopause, menggunakan kontrasepsi oral, orang dengan obesitas, pasien gagal ginjal, hipotiroid, pasien gagal jantung, memiliki tumor atau kista, patah tulang (fraktur) pada pergelangan tangan, peradangan sendi (arthritis), perubahan bentuk tangan (deformitas) akibat patah tulang, lepasnya sendi (dislokasi), atau pendarahan internal yang signifikan.

Selain itu, dapat juga disebabkan peningkatan tekanan dari luar kanal karpal karena pemakaian sarung tangan yang terlalu sempit. Selain itu, adanya perubahan kontur kanal carpal yang menyebabkan perubahan volume kanal karpal.

Kondisi ini bisa terjadi akibat pergelangan tangan digunakan untuk menekuk dan mengangkat secara berulang dan dalam waktu lama. Mengetik atau penggunaan mouse juga termasuk dalam jenis aktivitas yang dimaksud.

Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin.

Baca juga: Kebiasaan yang bisa memicu neuropati

Baca juga: Pegal dan kesemutan bisa jadi gejala neuropati

Baca juga: Perdossi: Diagnosis neuropati sejak dini bisa cegah kerusakan saraf

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022