sebelum banyak dan sulit dikendalikan
Gorontalo (ANTARA) - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Wisye Pangemanan, meminta pemerintah daerah setempat, untuk cepat menangani hama bintang laut atau Crown of Thorns Starfish (CoTS) yang merusak terumbu karang.
.
"Hama laut seperti bintang laut berduri perlu mendapat penanganan sebab keberadaan hewan laut itu, menjadi salah satu ancaman bagi ekosistem taman terumbu karang yang ada di wilayah perairan kita. Sebelum jumlahnya sulit dikendalikan dan terus merusak terumbu karang, sebaiknya pemda segera melakukan upaya penanganan," katanya, di Gorontalo, Senin.

Ia berharap, ada langkah pencegahan atau preventif untuk mengantisipasi kerusakan terumbu karang agar kejadian di wilayah perairan lain, seperti Raja Ampat, tidak terjadi di daerah ini.

Apalagi dua ancaman kerusakan terumbu karang, yaitu bintang laut berduri yang menjelma sebagai hama. Juga aksi para oknum pemboman ikan yang sangat berdampak pada kerusakan ekosistem bawah laut.

Wisye berharap, pemda memprogramkan kegiatan pengawasan laut lebih meluas, termasuk dalam upaya penyelamatan kawasan terumbu karang dari serangan hama laut.

Baca juga: Bintang laut berduri ancaman terumbu karang Raja Ampat
Baca juga: HPI Raja Ampat musnahkan 120 bintang laut berduri

Ia berharap, organisasi perangkat daerah teknis terkait pun bekerja sama dengan para pelaku pelestarian alam dan biota laut, seperti para penyelam dalam memberi edukasi untuk bersama menangani hama laut.

"Sebelum banyak dan sulit dikendalikan, cara cepat membersihkan hama laut seperti bintang laut berduri pemakan karang, perlu menjadi perhatian serius," katanya pula.
​​​​​​
Pengelola Produksi Perikanan Tangkap Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Pudin Demolingo, mengatakan, pihaknya perlu melakukan pengidentifikasian keberadaan bintang laut berduri yang memang memakan karang.

"Kami perlu melakukan identifikasi sebaran bintang laut berduri. Sehingga memerlukan dukungan anggaran dalam upaya identifikasi sebaran bintang laut berduri termasuk biota laut secara luas dan taman karang," katanya.

Baca juga: HPI musnahkan 268 bintang laut berduri di Misool
Baca juga: Ledakan populasi bintang laut pemakan karang di Australia, khawatirkan ilmuwan

Diakuinya, upaya pengendalian perlu dilakukan dibanding pemusnahan sebab biota laut apapun jenisnya, perlu dilindungi.

Apalagi bintang laut berduri belum menjadi ancaman besar di perairan ini. Sebab yang paling mengancam adalah aktivitas pemboman ikan (manusia) yang memicu kerusakan karang di atas 50 persen.

Paling banyak kerusakan karang ada di wilayah utara, yaitu Kecamatan Atinggola dan Gentuma.

"Aktivitas pemboman sulit diatasi sebab dilakukan sporadis oleh oknum," katanya.

Melalui pengawasan laut yang dibentuk dalam kelompok pengawas masyarakat, diharapkan bisa menekan aktivitas pemboman yang sangat merusak.

Sejauh ini, kerja sama dengan pihak TNI Angkatan Laut terus dioptimalkan, seperti yang dilakukan di Desa Deme II Kecamatan Sumalata Timur.

"Pelaku pemboman tergolong nekat-nekat. Sehingga upaya keras terus dilakukan untuk mengatasi aktivitas pemboman ikan yang juga sangat merusak terumbu karang," imbuhnya.

Baca juga: Bintang laut ternyata buta warna

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022