Denpasar (ANTARA) - RSUP Prof Ngoerah menyatakan dua korban luka bakar karena ledakan kompor saat ngaben (kremasi) massal di Kabupaten Gianyar, Jumat (19/8)  telah membaik.

"Gusti Ngurah Praditha (11) dengan luka bakar 38 persen, beberapa tempat di wajah sudah mengalami epitelisasi sudah ada kulit baru kurang lebih 6-9 persen dan I Gusti Made Budiarta (49) dengan luka bakar 37 persen cenderung lebih dangkal, skin graft 9 persen," kata dokter staf medis bedah plastik rekonstruksi dan estetik yang menangani kedua korban Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana di Denpasar, Senin.

Sebelumnya satu korban ledakan kompor di Gianyar atas nama Kadek Dwi Putra Jaya (30) meninggal dunia, saat ini RSUP Prof Ngoerah masih menangani tiga orang pasien, yaitu Gusti Ngurah Praditha, I Gusti Made Budiarta, dan Ketut Adi Wiranata (32).

Baca juga: Dua korban ledakan kompor di Gianyar dioperasi di RSUP Prof Ngoerah

Agus Roy mengatakan bahwa korban bernama Ngurah Praditha saat ini kondisi luka bakarnya berkurang, yaitu menjadi sekitar 29-30 persen. Hal ini terjadi berkat epitelisasi atau pertumbuhan kulit baru di tubuh korban.

Sekitar tiga hari lalu, katanya, kondisinya sempat tidak stabil. Praditha mengigau hingga akhirnya dilakukan Debridemen (pengangkatan kulit mati), hingga transfusi darah dan pemberian cairan protein.

"Ini sudah kita lakukan tandur kulit, kita tempel kulit, nanti hari Kamis (1/9) kita lakukan Debridemen di daerah punggung. Kita buang dan tempel kulit lagi, karena donor untuk kulit barunya banyak," ujar Agus Roy kepada media.

Dokter RSUP Prof Ngoerah itu mengatakan untuk kondisi korban berusia 11 tahun tersebut telah membaik berkat bantuan nutrisi cairan dan daya tahan tubuh pasien, sehingga saat ini luka bakar masih tersisa di bagian punggung dan kakinya.

Sementara itu, untuk kondisi Made Budiarta lebih stabil diantara ketiga pasien. Setelah dua kali melakukan operasi pembersihan, proses skin graft atau menempel kulit baru telah terlaksana mencapai 9 persen.

"Luka bakar (Made Budiarta, red) tinggal 28 persen, mudah-mudahan ada epitelisasi yang baru. Mudah-mudahan untuk pasien ini lukanya sudah epitelisasi besok," kata Dr. Agus Roy.

Baca juga: RSUP Prof Ngoerah: Dua korban ledakan kompor di Gianyar meninggal

Baca juga: Labfor Polda Bali ungkap penyebab tabung minyak meledak saat ngaben


Terkait kondisinya, Made Budiarta sudah dapat berkomunikasi dengan baik, ia tak ditempatkan di ruang isolasi karena saat ini sudah mampu makan, minum, dan kondisinya stabil.

Sedangkan kondisi Ketut Adi Wiranata masih menjadi perhatian dokter RSUP Prof Ngoerah, sehingga ia ditempatkan di ruang isolasi yang sebelumnya ditempati korban ledakan kompor yang telah meninggal dunia.

"Luka bakarnya 54 persen, saat ini kondisinya Hipoalbumin (protein rendah) dengan masalah luka bakar belum tertutup karena luas. Kami sudah melakukan tindakan Debridemen dua kali, saat ini kondisinya stabil," ujarnya.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022