Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus memonitor situasi keamanan di Dili di tengah laporan media massa bahwa keadaan di ibukota Timor Leste itu memanas, menyusul pemecatan terhadap 600 anggota angkatan bersenjata Timor Timur (FDTL) baru-baru ini oleh panglima FDTL, Brigjen Taur Matan Ruak. "Kita memonitor secara cermat. Gejolak itu yang baru terdeteksi selama ini masih di Dili, belum melebar ke perbatasan," kata Sekretaris Jenderal Deplu-RI, Imron Cotan, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu. Menurut Imron, Jakarta belum berencana untuk melakukan evakuasi terhadap staf Kedubes RI di Dili. "Sejauh ini kita belum mempunyai rencana untuk mengevakuasi kedutaan maupun staf kita," ujarnya. Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kol Inf APJ Noch Bola, Rabu, seperti dikutip ANTARA mengatakan bahwa pada Selasa (28/3) sore sekitar 30 WNI dari Dili masuk ke wilayah NTT untuk menyelamatkan diri akibat meningkatnya gangguan keamanan di Dili. Kekacauan yang terjadi di Dili, kata Danrem Bola yang mengutip laporan dari berbagai sumber, mulai menghangat dan memanas sejak 25 Maret lalu yang dipicu oleh kelompok Angkatan Bersenjata Timor Timur (Timtim) atau Timor Leste yang dipecat beberapa waktu lalu oleh Panglima FDTL, Taur Matan Ruak. "Setelah 30 WNI yang masuk ke perbatasan Selasa sore, dilaporkan masih ada lagi WNI yang menyusul, namun sampai sejauh ini belum tercatat jelas karena masih dilakukan pendataan oleh petugas keamanan dari TNI di wilayah perbatasan NTT-Timtim," katanya. Militer Indonesia yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Nusa Tenggara Timur (NTT)-Timor Timur, kata Danrem Bola, kini dalam posisi Siaga I untuk menghalau masuknya warga Timtim ke wilayah Indonesia. Laporan juga menyebutkan bahwa kediaman Wakil Kepala Kepolisian Nasional Timtim yang letaknya tak jauh dari Kedubes RI untuk Timtim di Dili, dirusaki oleh kelompok bersenjata, yang juga dilaporkan merusaki puluhan rumah penduduk pada beberapa tempat di Timtim. Juru Bicara Deplu-RI, Desra Percaya, ketika dihubungi ANTARA, Rabu, enggan berkomentar soal situasi keamanan di Dili, yang disebutnya sebagai masalah dalam negeri Timor Timur. "Pemerintah Indonesia percaya bahwa pemerintah dan rakyat Timor Timur akan mampu mengatasi dengan baik perkembangan tersebut," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006