Singapura/Tokyo (ANTARA) - Dolar menguat ke level tertinggi 24 tahun terhadap yen Jepang pada Kamis sore, karena investor bersiap untuk suku bunga AS yang lebih tinggi sementara suku bunga Jepang tetap ditekan dengan kuat.

Di perdagangan Asia, greenback mencapai level tertinggi 139,69 yen, tertinggi sejak 1998, setelah naik sekitar 0,5 persen pada penutupan hari sebelumnya. Dolar terakhir naik 0,17 persen pada 139,2 yen.

"Pendorong utama tetap perbedaan suku bunga antara Jepang dan AS, dan bahkan aksi harga hari ini hanya mengikuti pergerakan semalam yang lebih tinggi dalam suku bunga AS. Kami pikir jalan ke depan akan bergantung pada bagaimana suku bunga AS berperilaku," kata Sosuke Nakamura, ahli strategi pada JPMorgan di Tokyo.

Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS sebesar 75 basis poin pada pertemuan Federal Reserve bulan depan meningkat didukung data ekonomi yang solid, dengan dana Fed berjangka terakhir menunjukkan sekitar 75 persen peluang kenaikan tersebut.

Ini membantu mendorong imbal hasil acuan pada obligasi pemerintah AS 10-tahun ke level tertinggi dua bulan di 3,219 persen pada Kamis pagi. Kebijakan pengendalian kurva imbal hasil Jepang berarti imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun hanya 0,24 persen.

Seorang pejabat senior kementerian keuangan mengatakan pada Kamis bahwa Jepang mengawasi pergerakan mata uang dengan "rasa urgensi yang tinggi".

Dolar yang melonjak juga menekan mata uang utama lainnya melemah. Euro turun 0,3 persen menjadi bertahan sedikit di atas paritas di 1,00235 dolar, sementara dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko mencapai level terendah sejak Juli.

Mereka kemudian memangkas kerugian, meninggalkan Aussie turun 0,18 persen pada 0,6831 dolar AS, dan kiwi turun 0,24 persen pada 0,6105 dolar AS.

Sterling 0,16 persen lebih rendah pada 1,16015 dolar, setelah pulih sedikit dari level terendah baru 2,5 tahun di 1,1570 dolar yang dicapai di awal sesi. Pound kehilangan 4,6 persen pada Agustus, penurunan bulanan tertajam sejak Oktober 2016.

"Inflasi yang tinggi dan pasokan gas masih menjadi masalah utama di zona euro dan Inggris, dan saya pikir itu akan terus menekan kedua mata uang tersebut," kata Joseph Capurso, kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia.

"Saya bisa melihat euro kembali di bawah paritas lagi segera."

Inflasi zona euro naik ke rekor tertinggi pada 9,1 persen pada Agustus, data yang dirilis pada Rabu (31/8/2022) menunjukkan, memperkuat kasus untuk kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,18 persen pada 108,93, tidak jauh dari tertinggi dua dekade di 109,48 yang dicapai pada Senin (29/8/2022).

Baca juga: Rupiah melemah seiring sinyal "hawkish" dari pejabat The Fed
Baca juga: Yuan terangkat 85 basis poin menjadi 6,8821 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar terus menguat di sesi Asia, yen sentuh terendah 24 tahun

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022