Jakarta (ANTARA) - Jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia menembus angka 600 juta, demikian menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hingga Kamis (1/9), WHO melaporkan bahwa terdapat 600.555.262 kasus terkonfirmasi COVID-19 secara global, termasuk 6.472.914 kematian.
 
   Amerika Serikat (AS) mencatat jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi dan kematian tertinggi, dengan lebih dari 93,21 juta kasus dan lebih dari 1,03 juta kematian. Jika digabungkan, angka-angka ini mewakili hampir 15 persen dari total global.   Meski jumlah kasus dan kematian mingguan COVID-19 terus menurun, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa dunia telah melampaui "pencapaian tragis berupa satu juta kematian yang dilaporkan sepanjang tahun ini."

Amerika Serikat (AS) mencatat jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi dan kematian tertinggi, dengan lebih dari 93,21 juta kasus dan lebih dari 1,03 juta kematian. Jika digabungkan, angka-angka ini mewakili hampir 15 persen dari total global.   

Meski jumlah kasus dan kematian mingguan COVID-19 terus menurun, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa dunia telah melampaui "pencapaian tragis berupa satu juta kematian yang dilaporkan sepanjang tahun ini."

Total kasus dan kematian tertinggi selanjutnya tercatat di India dan Brasil, dengan kasus konfirmasi yang masing-masing melampaui angka 44 juta dan 34 juta, serta 527.911 dan 683.851 kematian.

Menurut kantor regional WHO, Eropa dan Amerika sejauh ini melaporkan masing-masing lebih dari 248 juta dan 175 juta kasus terkonfirmasi, serta 2.077.355 dan 2.817.530 kematian.

Jumlah yang tercatat di kedua kawasan tersebut mewakili 70 persen lebih dari total kasus terkonfirmasi dan lebih dari 75 persen kematian di seluruh dunia.
 
   Meski jumlah kasus dan kematian mingguan COVID-19 terus menurun, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa dunia telah melampaui "pencapaian tragis berupa satu juta kematian yang dilaporkan sepanjang tahun ini."   Omicron masih menjadi varian yang dominan, dengan subvarian BA.5 menyumbangkan lebih dari 90 persen sekuens yang dibagikan dengan WHO. Namun, jumlah sekuens yang dibagikan per pekan turun 90 persen sejak awal tahun ini, dan jumlah negara yang membagikan sekuens turun 75 persen, sehingga sulit untuk memahami perubahan yang kemungkinan dialami virus tersebut.


"Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup berdampingan dengan COVID-19 di saat tahun ini saja satu juta orang telah meninggal akibat COVID-19, di saat kita menghadapi pandemi selama dua setengah tahun dan memiliki semua peralatan yang diperlukan untuk mencegah kematian-kematian ini," imbuhnya.

WHO meminta semua negara dari semua tingkat pendapatan untuk memvaksinasi warga yang paling rentan dan menjamin akses untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa, sembari terus melanjutkan tes dan pengawasan. 

Omicron masih menjadi varian yang dominan, dengan subvarian BA.5 menyumbangkan lebih dari 90 persen sekuens yang dibagikan dengan WHO. Namun, jumlah sekuens yang dibagikan per pekan turun 90 persen sejak awal tahun ini, dan jumlah negara yang membagikan sekuens turun 75 persen, sehingga sulit untuk memahami perubahan yang kemungkinan dialami virus tersebut.

Dengan cuaca lebih dingin yang akan menyelimuti belahan bumi utara, Tedros memperingatkan bahwa peningkatan kasus rawat inap dan kematian akibat COVID-19 dalam beberapa bulan mendatang harus diantisipasi.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022