Intinya berhemat
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memberikan pesan kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) agar fokus kelola biaya belanja maupun pengeluaran guna memitigasi peningkatan kebutuhan hidup akibat inflasi serta kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

“Intinya berhemat,” kata dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin.

Selain berhemat, Sandi menyarankan pelaku parekraf melakukan diversifikasi produk-produk ekraf sehingga lebih mendapatkan potensi harga yang lebih terjangkau dan suplai yang lebih reliabel.

Upaya lain yang dapat dilakukan ialah menguatkan pengelolaan arus kas dengan bijak.

“Banyak yang bilang saat-saat sekarang cash is king, dan ini tentunya mendorong para pengusaha untuk memprioritaskan pengeluaran-pengeluaran yang betul-betul esensial,” ucapnya.

Lebih lanjut, pihaknya disebut sedang menghitung secara cermat dampak kenaikan BBM per hari ini mengingat pelaku parekraf mendapatkan pukulan karena harga produk ekraf berpotensi meningkat akibat kenaikan harga bahan pasok utama produk tersebut. Dia memprediksi kenaikan harga BBM meningkatkan harga produk ekraf sekitar 10-20 persen.

Untuk peningkatan biaya transportasi ke destinasi wisata yang dijangkau melalui jalur darat maupun jalur laut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mengajukan bantuan sosial untuk pelaku parekraf terutama masyarakat rentan yang memiliki pendapatan di bawah Rp3 juta ke Kementerian Keuangan jika diperlukan.

“Kami berkomitmen untuk terus hadir dengan sekuat tenaga, dengan segala upaya, walaupun di tengah-tengah keprihatinan, tapi kita yakin untuk melindungi sahabat-sahabat kita yang rentan dan membantu yang lemah,” ungkap Sandiaga.

Baca juga: Kemenparekraf cari solusi tekan biaya produksi UMKM yang meningkat
Baca juga: Ridwan Kamil ajak sikapi bijak penyesuaian tarif BBM
Baca juga: GP Ansor: Penyesuaian harga BBM bentuk keadilan subsidi untuk rakyat

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022