Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya, Sabtu, mulai memeriksa beberapa saksi untuk melacak perusak wajah korban siraman air keras bernama SNJ alias Lisa (22) yang kini menjalani perawatan pasca operasi face off (rekonstruksi wajah secara total) di ICU RSUD Dr Soetomo Surabaya. "Ya, kami sedang memeriksa dia di depan meja komputer, sebab dia baru saja datang," kata Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Mujiyono, ketika dikonfirmasi terkait kedatangan M ke Mapolwiltabes Surabaya sekitar pukul 17.00 WIB. Mewakili Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Anang Iskandar, ia menjelaskan, pihaknya masih memeriksa beberapa orang saksi dari Surabaya dan luar Surabaya untuk dimintai keterangan berkaitan rusaknya wajah Lisa, termasuk M (suami Lisa). Ditanya arah pemeriksaan M dan beberapa saksi lain, ia mengelak untuk memberi keterangan, termasuk saat didesak keterkaitan saksi M dengan Lisa sebagai korban penganiayaan atau korban "trafficking" (perdagangan manusia). "Semuanya masih didalami, kami belum sampai pada kesimpulan apa pun. Semuanya juga masih diperiksa sebagai saksi. Nanti sajalah, kalau sudah selesai," kata AKBP Mujiyono. Informasi dari sumber lain menyebutkan, M ditangkap di Surabaya pada siang hari, kemudian dikawal ke tempat lain di Pasuruan dan Malang, guna menyelidiki keterkaitan dengan tersangka lain. M kemudian diperiksa di Mapolwiltabes Surabaya pada Sabtu petang hingga malam, dan sepeda motornya juga diamankan di Mapolwiltabes. Perempuan berinisial SNJ alias Lisa menjalani operasi face off yang berlangsung sekitar 17 jam lebih mulai Selasa (28/3) pukul 07.00 hingga Rabu (29/3) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. Operasi face off pertama di Indonesia dan kedua di dunia itu melibatkan lebih dari 60 dokter ahli dan paramedis. Dalam operasi tersebut, wajah Lisa yang rusak akibat siraman air keras sekitar tiga tahun silam, diambil/dikelupas dan diganti dengan kulit baru yang diambilkan dari bagian punggungnya. Sekitar lima jam pasca-operasi, Lisa yang kini menjalani perawatan intensif di ruang perawatan intensif (Intensive Care Unit/ICU) Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr Soetomo itu sudah sadar, namun belum bisa melakukan komunikasi, kecuali melalui tulisan tangannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006