Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan, Ban Ki Moon, akan berkunjung ke Jakarta untuk bertemu dengan Menlu Hassan Wirajuda pada Senin, 3 April 2006. Menurut keterangan resmi Departemen Luar Negeri (Deplu), pada pertemuan itu akan dilakukan pembicaraan untuk meningkatkan hubungan bilateral. Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Lee Sun Jin, mengatakan Korsel menghargai upaya Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan di Semenanjung Korea. "Indonesia telah melakukan perannya sehingga ada dalam situasi yang unik guna membantu menyelesaikan isu di Semenanjung Korea," kata Dubes Lee Sun Jin. Menurut dia, situasi unik itu muncul karena pada saat yang bersamaan Indonesia harus mampu menjalin hubungan baik dan seimbang dengan Korea Utara (Korut) dan Korsel. "Jadi jika Indonesia bisa tetap menjalin hubungan baik dengan Korut, maka akan bagus karena saat ini upaya penyelesaian permasalahan Semenanjung Korea `stuck` di isu nuklir," ujarnya. Keterlibatan Indonesia dalam upaya penyelesaian permasalahan di Semenanjung Korea berawal dari permintaan Menhan Korsel dalam kunjungannya ke Indonesia agar Indonesia dapat memfasilitasi pertemuan Menhan Korsel dengan timpalannya dari Korut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik permintaan itu dengan mengirimkan utusan khusus ke Pyongyang dan Seoul guna memulai pembicaraan. Presiden Yudhoyono juga mengusulkan agar pertemuan antar Menhan itu dilakukan di Bandung untuk mengingat semangat Konferensi Asia Afrika (KAA). Tetapi sejauh ini upaya pertemuan itu belum menampakkan kemajuan signifikan. Menlu Hassan Wirajuda dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (20/3) mengatakan Korut belum terlalu berminat melakukan pertemuan dalam waktu dekat. "Salah satu kesulitan menyatukan Korea adalah perbedaan mendasar pada cara pandang, Korut sosialis. Selain itu juga adanya kesenjangan di sejumlah bidang, misalnya sosial ekonomi, sehingga upaya itu membutuhkan waktu yang lama," kata Dubes Lee Sun Jin. (*)

Copyright © ANTARA 2006